Berita

Talkshow "Program Makan Siang Gratis dan Implementasinya di Indonesia" di Media Center Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2)/Ist

Politik

Program Makan Siang Gratis Bisa Turunkan Angka Stunting dan Tingkatkan Perekonomian

SABTU, 03 FEBRUARI 2024 | 20:29 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Program makan siang dan susu gratis untuk pelajar dan santri yang diyakini bakal membawa implikasi positif.

Tidak hanya dalam hal pemenuhan nutrisi bagi anak, program yang diusung Prabowo-Gibran ini diyakini mampu meningkatkan nilai ekonomi.

Begitu pandangan peneliti Indonesia Food Security Review (IFSR), Dian Yunita, dalam talkshow "Program Makan Siang Gratis dan Implementasinya di Indonesia" di Media Center Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2).

"Berdasarkan kajian penerapan program makan siang gratis di sekolah di berbagai negara, ditemukan implikasi positif. Tidak hanya penguatan nutrisi tapi juga ada sisi sosial dan ekonomi yang turut terangkat," kata Dian.

Lanjut Dian, adopsi makan siang gratis di sekolah di Indonesia masih kurang dari 1 persen. Selain itu, penerapannya masih bersifat sukarela dan masih terbatas di sekolah-sekolah swasta dan pondok pesantren yang memang sudah menyediakan makan siang gratis bagi siswa.

Padahal, lanjutnya, program makan siang di sekolah semestinya menjadi investasi yang paling berharga yang bisa dilakukan oleh pemerintah.

"So, why not kita tidak mulai mengimplementasikan program makan siang gratis di sekolah. Dan sebaiknya program ini diadopsi oleh siapapun pemimpin politik yang terpilih," kata Dian.

Masih kata Dian, banyak bukti empiris terkait program makan siang gratis yang harus diterapkan di Indonesia. Salah satunya mempersiapkan generasi sehat dan pintar saat tahun 2045.

Langkah ini tentu tidak mudah, sebab di saat bersamaan, fakta bahwa Indonesia masih mengalami stunting yang cukup tinggi.

Pada tahun 2023 data menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia berkisar 22 persen atau melampaui target nasional yakni 14 persen.

"Permasalahan gizi di Indonesia itu walaupun turun, tetapi belum mencapai target. Seperti stunting yang ditargetkan 14 persen, sekarang masih 20 persen," tuturnya.

"Jadi apapun programnya yang untuk bisa meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat itu sangat baik," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Koalisi Berisiko Pecah Gara-gara Kelangkaan LPG 3 Kg

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:16

Kuras ATM Calon Mertua, Perempuan Muda Dibekuk Polisi

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:01

Warga Diajak Laporkan Bangunan Gedung Tak Sesuai Izin

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:38

Beredar Video Geng Alumni UGM Kumpul, Warganet Cari-cari Mulyono

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:20

Bharatu Mardi Hadji dapat Kenaikan Pangkat dari Kapolri

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:16

Tak Benar GoTo Merger dengan Grab

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:37

Prabowo Diminta Waspadai Agenda Jahat Menteri

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:18

PN Serang Putuskan Kasus Charlie Chandra Dilanjutkan

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:00

Kenaikan Tarif Air Bersih Harus Diimbangi Kualitas Pelayanan

Rabu, 05 Februari 2025 | 00:40

Pramono Keliling Balai Kota

Rabu, 05 Februari 2025 | 00:16

Selengkapnya