Berita

Vu Ha Van, direktur ilmiah di VinBigData dan profesor matematika di Universitas Yale, berbicara tentang perlunya Vietnam mengembangkan AI generatifnya sendiri/Net

Tekno

Lawan Dominasi Program AI Buatan Amerika, Vietnam Kembangkan ViGPT

RABU, 24 JANUARI 2024 | 15:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Teknologi kecerdasan buatan sejauh ini masih didominasi kelompok teknologi Amerika Serikat. Namun, kini Vietnam berhasil mendobraknya dengan menjadi salah satu negara Asia yang berhasil mengembangkan program AI generatif yang sesuai dengan bahasa dan budaya lokal.

ViGPT milik konglomerat Vietnam, Vingroup, membuat heboh ketika pertama kali diluncurkan, memukau penonton setelah alat AI tersebut mampu mengoreksi orang-orang yang dengan sengaja membuat pernyataan yang membingungkan atau salah.

“Ejaan (intonasi) Anda salah,” kata ViGPT saat acara peluncuran virtual bulan lalu. Pada pesan lain, program tersebut menyampaikan, “Nama yang paling umum di Vietnam adalah ‘Anh,’ bukan ‘Hien.'”

ViGPT dikembangkan oleh anak perusahaan grup VinBigData (VBD), yang merancang program untuk berinteraksi dengan pengguna di Vietnam. Alat tersebut diyakini merupakan program AI generatif pertama di Vietnam yang tersedia untuk umum.

Pasar global untuk AI generatif berkembang sebesar 42 persen per tahun, menurut perkiraan dari Bloomberg Intelligence. Pasarnya diperkirakan akan mencapai 1,3 triliun dolar AS pada tahun 2032, sekitar 32 kali lipat dari skala 40 miliar dolar AS pada tahun 2022.

Pemimpin pasar sejauh ini adalah perusahaan teknologi AS, seperti OpenAI, Google, dan Amazon.com, yang memiliki banyak dana dan talenta untuk memasuki pasar.  Banyak perusahaan di seluruh dunia menggunakan ChatGPT dan opsi canggih lainnya yang dikembangkan di AS.

"Meskipun persaingannya sangat ketat, Vingroup memilih untuk mengembangkan versinya secara mandiri karena kelompok tersebut dapat menggunakan data Vietnam untuk menciptakan AI generatif yang menawarkan presisi lebih tinggi dibandingkan pesaing asingnya," kata Vu Ha Van, profesor matematika di Universitas Yale yang juga menjabat sebagai  direktur ilmiah di VBD, seperti dikutip dari Nikei, Rabu (24/1).

Banyak program AI generatif yang melatih data berbahasa Inggris.  Hal ini berarti relatif sedikit data dari Vietnam yang dapat diakses dalam bahasa tersebut, sehingga mengurangi keakuratan program-program tersebut terkait dengan budaya, sejarah dan hukum Vietnam.

Model bahasa besar (LLM) ViGPT dikatakan bekerja dari 1,6 miliar parameter, yang berarti seperseratus ukuran GPT-4 OpenAI.

Lebih banyak parameter biasanya sama dengan kecerdasan yang lebih tinggi.

Namun menurut Pemahaman Bahasa Multitask Vietnam, sebuah tolok ukur penilaian AI generatif yang disesuaikan untuk pasar Vietnam, ViGPT mengungguli banyak pesaingnya di luar negeri dan telah mencapai skor kedua setelah ChatGPT.

Vingroup menerapkan teknologi AI pada kendaraan listrik yang dibuat oleh grup perusahaan VinFast, sehingga pengemudi dapat mengoperasikan kendaraan melalui perintah lisan dalam bahasa Vietnam. Grup ini juga berencana untuk menggabungkan AI di bidang keuangan, asuransi, dan logistik.

Diperkirakan hanya sekitar 5 persen dari populasi global yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, yang berarti terdapat permintaan laten yang besar terhadap AI yang dikembangkan untuk non-penutur asli bahasa Inggris.

Sementara itu di China, pesaing AS dalam hal teknologi, ada Baidu, Tencent Holdings, dan Alibaba Group Holding yang sedang mengembangkan AI generatif.  Ernie Bot Baidu memiliki lebih dari 100 juta pengguna pada akhir tahun lalu.

“Model bahasa besar yang kami kerjakan saat ini akan lebih cocok untuk bahasa Tiongkok dan pasar Tiongkok,” kata Ketua dan CEO Baidu Robin Li.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya