Berita

Debat Calon Wakil Presiden 2024 yang digelar KPU RI di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1)/RMOL

Publika

DEBAT PILPRES 2024

Ekspresi Data Cak Imin Vs Gibran Vs Mahfud, Apa Gagasan yang Dipertarungkan?

SENIN, 22 JANUARI 2024 | 13:49 WIB | OLEH: DENNY JA

“Kita harus melakukan tobat ekologis, karena Indonesia menghadapi krisis lingkungan hidup," demikianlah dinyatakan berapi-api oleh Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar.
 
GIBRAN Rakabuming Raka menyentilnya dengan santai saja. Gus Imin, jika memang sangat serius dengan lingkungan hidup, mengapa Gus Imin masih menggunakan botol air minum yang dibuat dari plastik?
 
Bukankah botol dari plastik itu hal yang buruk buat lingkungan hidup? Dengan kata lain, seruan tobat secara ekologis itu tak dikerjakan oleh Gus Imin sendiri.
 

 
Ini salah satu warna-warni dalam debat capres-cawapres yang ke-4. Atau ini debat kedua antara cawapres: Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
 
Tentu saja hal besar dalam debat ini soal gagasan. Mimpi dan strategi apa yang dipertarungkan oleh ketiga calon ini?
 
Mengapa debat gagasan ini penting? The social origin, sejarah debat antar calon pemimpin ini, awalnya memang soal gagasan. Kita bisa lacak sejarah debat calon pemimpin yang dipilih pertama kali yang dikenal dalam sejarah modern di Amerika Serikat.
 
Itu terjadi di tahun 1858, lebih dari 165 tahun lalu. Debat berlangsung antara Lincoln dan Douglas. Ini debat tentang gagasan yang minta ampun pentingnya bagi masa depan Amerika Serikat saat itu.
 
Negara itu harus memutuskan masa depan Amerika. Apakah perbudakan kulit hitam itu akan lanjut? Ataukah mereka perlu melarang perbudakan kulit hitam.
 
Douglas dengan tegas menyatakan industri perkebunan di Amerika Serikat memerlukan perbudakan. Jika tidak, perkebunan akan mati. Amerika Serikat bagian selatan akan bergolak dan berontak.
 
Sementara Lincoln menyatakan tak kalah tegasnya. Perbudakan harus diakhiri. Manusia dilahirkan setara. Penghormatan pada kesetaraan manusia harus mengalahkan yang lain. Industri harus dibangun di atas prinsip kesetaraan manusia.
 
Debat itu dilakukan di lapangan terbuka. Mereka ditonton oleh 20.000 orang.
 
Format debat itu juga sangat unik. Mereka berdebat tanpa moderator. Masing-masing bicara pembukaan sekitar satu jam. Salah satu mulai bicara. Setelah selesai, kompetitornya juga memberi pengantar satu jam.
 
Setelah itu, masing masing memberi sanggahan dan respons, setengah jam. Lalu closing statement.
 
Begitu klasik debat antara Lincoln versus Douglas. Dalam kelas orasi politik, acapkali debat ini diperankan oleh para mahasiswa.
 
Sekarang ketika debat calon pemimpin disiarkan di Televisi, durasi debat mulai dibuat dalam aneka paket. Di Indonesia, misalnya, para calon presiden dan wakil presiden bicara per satu menit, per dua, menit per empat menit.
 
Apa gagasan utama yang kita tangkap dari Gibran, Muhaimin dan dari Mahfud?
 
Gibran menyatakan hal yang menjadi program besarnya bersama Prabowo. Yaitu pentingnya hilirisasi. Baik itu hilirisasi untuk pertanian, pertambangan dan lain sebagainya.
 
Program hilirisasi bisa membawa Indonesia keluar dari middle income trap. Ia membuat Indonesia muncul lebih jauh lagi ke tahun 2045. Itu era yang disebut Indonesia menjadi negara nomor empat terkuat di dunia secara ekonomi.
 
Gibran menambahkan bumbu di sana. Bahwa hilirisasi itu kini terjadi di zaman now. Karena itu juga dia harus memberikan solusi zaman now. Dan juga mengikut sertakan begitu banyak pelaku di zaman now, para generasi muda.
 
Di samping kuat gagasannya, Gibran pun memberikan satu hentakan magnet kepada pemilih generasi milenial yang sekarang ini jumlahnya sekitar 50 persen.
 
Sedangkan Cak Imin mulai menyusun orasinya tentang situasi buruk keadilan di Indonesia. Ujar Cak Imin, 16 juta petani gurem hanya memiliki rata-rata setengah hektare tanah.
 
Sementara ada pengusaha yang mendapatkan HGU ratusan ribu hektare tanah: Dalam konteks inilah, isu perubahan menjadi sangat penting.
 
Sisi kritis yang sama dinyatakan Mahfud MD. Ia memulai dengan situasi pangan belumlah berdaulat. Lahan petani semakin sedikit, tapi subsidi makin besar.
Terjadi polusi di udara dan di laut. Sumber daya alam kita menjadi sumber sengketa.
 
Seperti biasa, karena itu keahliannya Mahfud pun menyatakan perlunya eksekusi hukum yang berkomitmen dan berani.
 
Untuk sumber daya alam, diperlukan komitmen dan keberanian untuk pemanfaatannya, pemerataannya, terbuka pada partisipasi masyarakat, dan menghormati kearifan lokal.
 
Siapa yang menang dalam debat di antara tiga calon wakil presiden ini? Dilihat dari ketegasan dan arah gagasannya, memang Gibran dan Muhaimin Iskandar memiliki positioning yang lebih kuat.
 
Cak Imin membawa isu perubahan. Sementara Gibran membawa isu keberlanjutan dan perbaikan. Mahfud MD tak setegas itu positioning-nya.
 
Namun memang Gibran lebih diuntungkan berdasarkan situasi elektoral hari ini. Kantong suara pemilih yang ingin berkelanjutan itu jauh lebih banyak dibanding kantong pemilih yang ingin perubahan.
 
Yang ingin keberlanjutan karena puas dengan Jokowi, jumlahnya sekitar 75 persen sampai 80 persen. Sementara mereka yang ingin perubahan karena tak puas dengan Jokowi, jumlahnya sekitar 20 persen sampai 25 persen.
 
Bisa dikatakan, kantong suara yang ingin keberlanjutan dibandingkan kantong suara yang ingin perubahan, jumlahnya tiga kali hingga empat kali lebih besar.
 
Berdasarkan riset, efek elektoral debat capres-cawapres sangat kecil, 2-3 persen saja. Tapi debat para pemimpin memang perlu ditradisikan dan dirawat sebagai bagian proses dari pilihan kebijakan di ruang publik.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya