Berita

Mahfud MD

Politik

Mahfud MD: Pangan Belum Berdaulat, Lingkungan Rusak, Rakyat Menderita

MINGGU, 21 JANUARI 2024 | 20:38 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD mengkritik kebijakan dan program pemerintah dalam mengelola sumber daya alam (SDA).

Kritik disampaikan Mahfud saat menyampaikan visi misi dalam debat keempat Pilpres yang diselenggarakan di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu malam (21/1).

Mahfud menegaskan konstitusi mengatur bahwa SDA harus dikelola dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Akan tetapi kritik Mahfud, SDA belum dikelola sesuai harapan konstiusi.


"Sumber daya alam rakyat kita sangat kaya (tapi) pangan kita belum berdaulat," ucap Mahfud.

Mahfud lantas menyebut sejumlah faktor yang membuat kedaulatan pangan tak tercapai. Salah satunya adalah lahan pertanian yang semakin sempit di tengah kenaikan subsidi pupuk.

"Lahan pertanian semakin sedikit tapi subsidi pupuk setiap tahun makin naik. Pasti ada yang salah," ucapnya.

Mahfud juga mengkirik persoalan lingkungan mulai dari laut yang terkena limbah hingga udara yang teracuni. Mahfud mengatakan kerusakan lingkungan membuat rakyat menderita.

"Investor masuk, industrialiasasi terjadi, lingkungan rusak, rakyat menderita. Sumber daya alam menjadi sumber sengketa antara rakyat dengan rakyat, antara pemerintah dengan pemerintah," ucapnya.

Memang tidak mudah, kata Mahfud, tetapi kuncinya komitmen dan keberanian pemerintah. Mahkamah Konstitusi, kata dia, sudah memperjelas apa-apa yang diperlukan agar SDA dapat dikelola dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

"Pada tanggal 16 Juni 2011 saya sebagai ketua MK sudah mengatakan apa-apa yang diperlukan untuk ini. Saya membuat vonis bahwa sumber daya alam itu untuk memihak rakyat ukurannya ada empat. Satu pemanfaatan dua pemerataan tiga partisipasi masyarakat dan kemudian penghormatan terjadap hak-hak yang diwariskan secara luhur (turun temurun)," tuturnya.

Untuk itulah, sebut Mahfud, dirinya bersama capres pasangannya Ganjar Pranowo akan menggunakan empat tolak ukur itu dalam pengelolaan SDA. Namun sayangnya, Mahfud terasa sedang mengkirik diri sendiri karena dia adalah bagian dari pemerintah saat ini dengan jabatan Menkopolhukam.

"Saya tidak melihat pemerintah melakukan langkah-langkah apa sih yang diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita. Maka kami punya program petani bangga bertani, di laut jaya nelayan sejahtera. Jangan misalnya seperti food estate dan merusak lingkungan, yang benar saja rugi dong kita," tukas Mahfud.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya