Beberapa model sebelumnya di seri Galaxy S/Net
Perusahaan teknologi Korea Selatan, Samsung Electronics, telah menargetkan pertumbuhan dua digit untuk seri Galaxy S24 yang baru saja diluncurkan.
Samsung, yang tahun lalu dikalahkan Apple sebagai penjual smartphone terlaris, sedang mencoba mendapatkan keunggulan awal dalam perlombaan untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam perangkatnya.
Setiap tahunnya, brand Samsung kerap menjadi brand smartphone nomor satu secara global sejak tahun 2010. Namun posisi itu bergeser, Apple menjadi top brand smartphone di tahun 2023 menurut analisa dari perusahaan data internasional, IDC.
Kepala bisnis seluler Samsung, TM Roh, mengatakan perusahaannya telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan penjualan ponsel unggulannya secara substansial, dan mengambil pendekatan hybrid yang menggabungkan teknologi AI miliknya dengan teknologi Google.
“Yang paling penting adalah pengalaman pengguna,” kata Roh di San Jose, California, seperti dikutip dari
Bloomberg, Sabtu (20/1).
“Kami selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan mitra kami di bidang baru dalam industri seluler," katanya.
Roh juga menegaskan bahwa Samsung tidak hanya membatasi teknologinya pada ponsel-ponsel baru, karena perusahaan berencana untuk meluncurkan fitur AI ke beberapa model sebelumnya di seri Galaxy S pada paruh pertama tahun ini.
Samsung telah mencatat pertumbuhan dua digit antara Galaxy S22 dan generasi S23 tahun lalu, sehingga memberikan keyakinan bahwa mereka dapat mengulangi prestasi tersebut.
Namun, pasar ponsel pintar global telah lesu selama bertahun-tahun dan kembali melemah pada tahun lalu. Pengiriman Samsung sendiri menurun sebesar 13,6 persen pada tahun 2023, menurut perkiraan IDC.
Namun Roh optimis dan memperkirakan semua akan pulih kembali pada tahun 2024, seiring dengan hadirnya AI ke dalam perangkatnya.
"Banyak konsumen juga akan melakukan upgrade setelah lonjakan penjualan pada tahun 2021, dengan siklus upgrade biasanya berlangsung sekitar tiga tahun," katanya.
Setelah menyerah kepada Apple tahun lalu, Samsung melihat ruang untuk mendapatkan kembali posisinya.
"Hal ini karena AI ?" meskipun menimbulkan risiko kelelahan konsumen karena hype yang berlebihan ?" bukanlah sebuah tren," kata Roh.
Seperti era internet dan ponsel pintar, katanya, AI menandakan adanya pergeseran besar dalam hubungan kita dengan teknologi, yang mungkin akan mengubah kepemimpinan industri ini.
Roh, seperti beberapa perkiraan pasar, memperkirakan pengiriman smartphone global akan meningkat sekitar 5 hingga 6 persen tahun ini, meskipun ia berharap dapat mengungguli konsensus perangkat baru Samsung.
“S24 menandai awal dari era baru ketika teknologi AI menjadi mainstream,” kata Roh.
“Mudah-mudahan ini akan membantu merevitalisasi industri seluler global," tutupnya.