Berita

Pesepakbola Israel Sagiv Jehezkel/Net

Dunia

Bantah Punya Visi Menghasut, Pesepakbola Israel akhirnya Dibebaskan

SELASA, 16 JANUARI 2024 | 12:48 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Usai ditahan dan diinterogasi oleh polisi Turki karena pesan "100 hari" yang kontroversial, Pemain sepak bola Israel Sagiv Jehezkel dikabarkan telah bebas dan meninggalkan negara itu pada Senin (15/1).

Hal tersebut diungkap oleh Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, melalui unggahannya di platform media sosial X.

"Sagiv Jehezkel, pesepakbola Israel dari klub Antalyaspor, meninggalkan negara kami pada pukul 17.15 (waktu setempat)," tulis Yerlikaya, seperti dimuat Reuters.


Menurut laporan Menteri Kehakiman Turki Yilmaz Tunc, Jehezkel sempat ditahan karena dugaan penghasutan setelah dirinya memperlihatkan catatan di pergelangan tangannya yang diperban bertuliskan "100 hari, 7.10", di samping lambang Bintang Daud Yahudi.

"Jaksa Antalya meluncurkan penyelidikan terhadap Jehezkel karena sikap buruknya yang mendukung pembantaian Israel di Gaza setelah mencetak gol," kata Tunc.

Tulisan yang diduga berarti 100 hari perang di Jalur Gaza itu dianggap kontroversial di Turki, sebab negara itu sangat mendukung kemerdekaan dan kebebasan rakyat Palestina.

Namun belum sehari ditahan, Jehezkel sudah dibebaskan oleh pihak kepolisian dan dikembalikan ke rumahnya.

Menurut laporan klub sepak bola Antalyaspor, Jehezkel, telah dibebaskan dan sebuah jet pribadi akan membawanya dan keluarganya kembali ke Israel.

Ketua klub Antalyaspor, Sinan Boztepe mengumumkan pemecatan Jehezkel karena telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai nasional.

“Saya menyaksikan dengan sedih dan terkejut bahwa Sagiv Jehezkel bertindak bertentangan dengan sensitivitas Antalya, Antalyaspor, dan negara kami,” cuitnya di X.  

Sementara itu, Jehezkel membantah jika dirinya mendukung pembantaian Israel. Dia tidak memiliki maksud menghasut apalagi memprovokasi siapa pun. Pesan 100 hari yang ia tulis merupakan harapan agar perang segera berakhir.

"Saya adalah seseorang yang percaya bahwa periode 100 hari ini harus berakhir sekarang. Saya ingin perang berakhir. Itu sebabnya saya menunjukkan pesan itu di sini," Jehezkel.

Turki telah menjadi kritikus yang keras terhadap perang dahsyat Israel di Gaza yang dilancarkan 7 Oktober lalu.

Setelah penahanan Jehezkel, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuduh Turki bertindak sebagai tangan eksekutif de facto Hamas.

Dalam postingannya di X, Gallant mengungkit jasa Israel yang telah memberikan bantuan cepat kepada Turki setelah gempa bumi tahun lalu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya