Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

AS dan Inggris Serang Yaman, Harga Minyak Dunia Naik

SABTU, 13 JANUARI 2024 | 13:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Serangan gabungan Inggris dan Amerika Serikat ke sejumlah basis Houthi di Yaman, ikut berpengaruh pada harga minyak mentah dunia yang naik lebih dari 4 persen.

Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah pada Jumat (12/1).

RT melaporkan, sejak serangan terjadi, Brent berjangka yang menjadi patokan global telah meningkat sebesar 4,08 persen dan diperdagangkan pada 80,52 dolar AS per barel pada Jumat siang. Sementara Patokan WTI AS naik 4,17 persen menjadi sekitar 75 dolar AS per barel.


Kedua benchmark tersebut menambah kenaikan hampir 1 persen selama sesi perdagangan sebelumnya, menempatkan keduanya di jalur kenaikan mingguan kedua berturut-turut.

Juru Bicara Houthi Abdulsalam Jahaf mengklaim bahwa Washington dan London telah melancarkan serangan ke Yaman, antara lain menyerang kota Sanaa, Hodeidah.

Presiden AS Joe Biden kemudian mengkonfirmasi serangan tersebut, dan menambahkan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan militan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.

“Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi di salah satu rute komersial paling penting di dunia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari RT.

Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman telah menyerang kapal kargo komersial di Laut Merah sejak Oktober. Ini dilakukan untuk menunjukkan dukungan terhadap kelompok militan Palestina Hamas dalam perjuangannya melawan Israel. Akibatnya, jalur perdagangan utama Asia-Eropa yang menyumbang hampir 15 persen lalu lintas pelayaran global terganggu.

Beberapa raksasa pelayaran global telah mulai mengalihkan kapal mereka menjauh dari Laut Merah, dan terpaksa melakukan perjalanan yang lebih jauh di sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika. Perubahan rute ini telah menyebabkan tarif angkutan peti kemas meroket.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya