Berita

Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell/Net

Dunia

Tanpa Singgung Serangan AS dan Inggris di Yaman, Borrel Kutuk dan Minta Houthi Menahan Diri

SABTU, 13 JANUARI 2024 | 08:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tak sampai satu hari setelah serangan AS dan Inggris terhadap sasaran di Yaman, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrel membuat pernyataan dengan meminta Houthi untuk menahan diri.

Borrel mengatakan bahwa ia, atas nama masyarakat, menyatakan bahwa negara mempunyai hak untuk melindungi kapal mereka.

"UE menyambut baik diadopsinya resolusi Dewan Keamanan PBB 2722 tanggal 10 Januari yang mengutuk keras serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah. Menjunjung tinggi kebebasan navigasi di Laut Merah sangat penting bagi kelancaran arus perdagangan global dan keamanan regional. Sebagaimana diingat dalam resolusi DK PBB 2722, negara-negara mempunyai hak untuk mempertahankan kapal mereka dari serangan-serangan ini sesuai dengan hukum internasional,” kata Borrel dalam dokumen pernyataan, seperti dikutip dari TASS, Sabtu (13/).

"Uni Eropa mendesak pihak Houthi untuk menahan diri untuk menghindari eskalasi lebih lanjut di Laut Merah dan wilayah yang lebih luas. Dalam konteks ini, UE mengingatkan kembali kewajiban semua negara untuk menghormati embargo senjata berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 2216 (2015)," Borrel menambahkan. Ia sama sekali tidak menyinggung soal tindakan AS dan Inggris.

"UE mendukung tuntutan Dewan Keamanan PBB agar serangan-serangan ini, yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak navigasi serta perdamaian dan keamanan regional, segera dihentikan," katanya, dan bahwa UE akan terus berkontribusi terhadap stabilitas regional.

Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman telah menyerang kapal kargo komersial di Laut Merah sejak Oktober untuk menunjukkan dukungan terhadap kelompok militan Palestina Hamas dalam perjuangannya melawan Israel. Akibatnya, jalur perdagangan utama Asia-Eropa yang menyumbang hampir 15 persen lalu lintas pelayaran global terganggu.

Presiden AS Joe Biden membenarkan adanya serangan Inggris dan AS pada Sabtu (12/1) terhadap posisi pemberontak di Yaman.

Sebagaimana dinyatakan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor pers Gedung Putih, operasi tersebut dilakukan oleh "pasukan militer AS" bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda" sebagai respons terhadap "serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Laut Merah. Sasarannya termasuk lokasi rudal, UAV, dan stasiun radar Houthi.

Menyusul meningkatnya konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza, kelompok Houthi mengumumkan bahwa mereka akan menyerang wilayah Israel dan mencegah kapal apa pun yang terikat dengan negara tersebut melewati perairan Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab hingga operasi di daerah kantong Palestina dihentikan.

Komando Pusat militer AS memperkirakan Houthi telah menyerang lebih dari 20 kapal sipil di Laut Merah sejak pertengahan November.

Pernyataan Borrel muncul tak lama setelah POLITICO mempertanyakan tanggapannya. POLITICO menulis, "Diplomat utama UE, Josep Borrell, yang biasanya produktif di media sosial, belum mengomentari serangan udara baru-baru ini pada saat berita ini dimuat. POLITICO menghubungi Layanan Tindakan Eksternal Eropa, layanan diplomatik UE, sebelum publikasi ini dan tidak menerima tanggapan."

Ketika ditanya apakah ada kekhawatiran ketegangan dengan Iran akan meningkat akibat serangan udara tersebut, seorang diplomat Uni Eropa mengatakan kepada POLITICO: "Tentu saja ada risiko. Tapi kita tidak bisa duduk diam dan tidak berbuat apa-apa sementara Houthi menghentikan perdagangan global.”

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya