Ilustrasi Rooftop Garden Shophouse La Plaza Podomoro Park/RMOLJabar
Agung Podomoro Land (APLN) langsung tancap gas mengawali awal 2024 melalui proyek Podomoro Park Bandung. Proyek seluas 130 hektare ini kembali menggebrak pasar Bandung Raya dengan melakukan pengembangan proyek secara agresif.
Proyek yang berlokasi di kawasan Bandung Selatan itu fokus pada pengembangan kawasan dengan melakukan pembangunan rumah toko (Ruko) atau shophouse La Plaza. Proyek ini sudah laku keras dan selesai dipasarkan pada tahap satu.
Regional AVP Marketing, Tedi Guswana mengatakan, proyeknya tersebut sengaja tancap gas pada 2024. Sebab Bandung Selatan kini menjadi tempat untuk berinvestasi yang sangat menarik.
“Kami siap membangun proyek kami sebagai destinasi yang representatif dimana hunian, kawasan bisnis, mall dan perkantoran dalam satu kawasan. Belum lagi kami melihat investor sudah mulai memilih Bandung Selatan sebagai lokasi investasi yang menjanjikan dan ini waktunya kita mulai tancap gas untuk produk shophouse,” kata Tedi dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (11/1).
Tedi mengungkapkan, minat investor terhadap Bandung Selatan sudah dikaji. Hasilnya, banyak investasi seperti beberapa universitas dan kantor cabang yang mulai dibangun di Bandung Selatan.
“Secara makro ekonomi, kawasan Bandung Selatan kami lihat semakin kuat, Anda pemilik ruko atau shophouse La Plaza sudah tak perlu ambil pusing potensi marketnya dari mana, karena minat pasar sudah tinggi di kawasan Podomoro Park saja ada 1.200 unit yang sudah diserahterimakan belum lagi di luar Podomoro Park yang secara radius sangat dekat,” jelas Tedi.
Menurut Tedi, Tingginya potensial bisnis justru membuat antrean sewa ruko meningkat di Bandung Selatan. Sehingga Podomoro Park secara khusus mengakomodasi dengan membuat wadah berupa divisi khusus sebagai pelayanan purna jual bagi calon investor untuk menampung minat pembuatan bisnis, franchise, atau menyewa ruko untuk perkantoran.
“Demand untuk menyewa shophouse di lokasi kami sangat tinggi, nilai sewa shophouse nya saja minimal di angka Rp120 juta per tahun, dan ini lebih tinggi dari wilayah lain di Bandung Raya, untuk itu secara khusus kami membentuk divisi khusus sebagai purnajual kami, sehingga investor bisa terakomodasi di lokasi kami,” tandas Tedi.