Berita

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam/RMOL

Publika

Enam Catatan Kritis untuk Pidato Megawati dan HUT ke-51 PDIP

AHMAD KHOIRUL UMAM*
RABU, 10 JANUARI 2024 | 23:52 WIB

SUASANA HUT ke-51 PDIP kali ini benar-benar berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Berikut enam catatan terkait pidato politik Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
1. Suasana kebatinan yang ada terkesan kelabu, agak tegang, dan pidato Megawati juga berbeda dari pidato-pidato sebelumnya, yang selama ini tampil ceria dan bersemangat. Selain menjelaskan tentang nilai-nilai dan filosofi kebenaran dalam laku kekuasaan, materi pidato kali ini banyak diisi materi-materi keluh kesah.
2. Meski sama sekali tak menyebut nama Jokowi, namun materi pidato Megawati berisi sentilan dan pukulan politik yang dialamatkan pada pribadi Jokowi. Misalnya, ketika Mega menjelaskan bahwa penentu Capres-Cawapres adalah Parpol, bukan yang lain. Mega jelas sedang menyinggung Jokowi yang telah menggunakan kekuasaan untuk mengutak-atik, cawe-cawe, hingga melemahkan kedaulatan partai-partai politik. Selain itu, penjelasan Mega yang memberikan tugas kepada Capres-Cawapres tampaknya juga ditujukan sebagai klarifikasi tentang konsep "petugas partai" yang belakangan "digugat" Jokowi.

3. Hal itu dikonfirmasi oleh tudingan-tudingan Mega yang protes pada praktik kekuasaan, dimana hukum dipermainkan, kekuasaan digunakan secara sewenang-wenang, hingga melanggar etika dan moral politik untuk melanggengkan kekuasaan. Mega juga mencoba memukul perilaku kekuasaan saat ini dengan menggunakan ekspresi keras "No, no, no!" yang ia ulang tiga kali.


4. Ekspresi keras Megawati itu mengindikasikan "banteng ketaton" atau "banteng yang terluka", yang siap ngamuk kepada pihak yang melukainya. Statemen Megawati tampaknya menjadi penegasan titik pisah antara PDIP dengan Jokowi.

5. Pidato Megawati kali ini juga menegaskan bahwa PDIP secara resmi telah memainkan peran kekuatan oposisi. Megawati lagi-lagi menuding terjadinya praktik kekuasaan saat ini mirip Orde Baru, sebuah kekuatan politik yang menjadi musuh bebuyutan dalam sejarah perkembangan PDIP dan karir politik Megawati. Praktik kekuasaan mirip Orba ia contohkan dengan adanya intimidasi jelang Pemilu, lemahnya penyelenggara Pemilu, netralitas TNI, Polri, praktik politik pecah belah, dan lainnya. Untuk mengokohkan sikap politiknya itu, Megawati mencoba merangkul kekuatan masyarakat sipil, mahasiswa, dan pekerja media, yang praktis jarang dilakukan selama 9 tahun terakhir ketika berkuasa.

6. Uniknya, meski Megawati protes keras terhadap praktik kekuasaan saat ini, dia tetap memilih mengambil sikap aman, tidak bersikap tegas, misalnya keluar dari pemerintahan Jokowi, menarik semua kader PDIP dari semua pos menteri, bahkan memecat Jokowi dari PDIP.

*Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina; Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya