Berita

Mantan Direktur Kebijakan Penelitian & Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia, Profesor Tikki Pangestu/Net

Kesehatan

Penurunan Prevalensi Merokok Butuh Strategi Komprehensif

SENIN, 08 JANUARI 2024 | 18:39 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Tingkat prevalensi merokok di Indonesia tercatat masih tinggi. Catatan mantan Direktur Kebijakan Penelitian & Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia, Profesor Tikki Pangestu, ada sekitar 60 juta perokok di Indonesia dari total populasi 273 juta orang.

“Prevalensi merokok yang sangat tinggi pada pria dewasa menjadi sumber keprihatinan tersendiri. Upaya memitigasi epidemi merokok menjadi prioritas penting dan mendesak,” ujar Prof Tikki dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/1).

Pengajar di National University of Singapore ini menuturkan, ada berbagai strategi komprehensif untuk membantu perokok dewasa berhenti merokok, salah satunya pendekatan cold turkey. Pendekatan ini menganjurkan perokok berhenti secara bertahap.

“Ini adalah metode yang agak drastis karena membutuhkan tekad dan keinginan kuat. Pendekatan ini tidak selalu berhasil dan sering dikaitkan dengan kekambuhan yang tinggi,” lanjut Prof Tikki.

Cara lain, adalah penggunaan terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy/NRT), yakni dengan memaksimalkan berbagai produk mengandung nikotin, seperti koyo, permen karet, tablet isap, semprotan hidung atau inhaler.

Pendekatan berikutnya adalah menggunakan produk tembakau alternatif. Ini menjadi salah satu solusi paling efektif untuk membantu perokok dewasa mengurangi bahaya kesehatan akibat merokok.

Produk-produk seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin terbukti secara signifikan memiliki potensi risiko yang lebih rendah dibanding dengan rokok.

“Produk tembakau alternatif bahkan lebih efektif daripada NRT dalam membantu perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya,” tegas pakar di bidang kesehatan publik ini.

Oleh karenanya, ia berharap pemerintah Indonesia menerapkan strategi komprehensif, termasuk pemanfaatan produk tembakau alternatif untuk memitigasi epidemi merokok.

"Ini membutuhkan kemauan dan komitmen politik, sumber daya, dukungan dari para pemangku kepentingan untuk bisa menghentikan perokok dari kebiasaan yang mematikan ini,” pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya