Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Akibat Aksi Boikot, Bos McDonald’s Ngeluh Bisnisnya di Timur Tengah Lesu

SENIN, 08 JANUARI 2024 | 16:30 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Restoran makanan cepat saji ternama asal Amerika Serikat, McDonald's, mengakui pihaknya sangat terdampak atas gerakan boikot produk pro Israel yang digencarkan di seluruh dunia.

CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, mengatakan bisnisnya di pasar Timur Tengah, khususnya, telah terdampak oleh gerakan yang disebut misinformasi itu.

Restoran yang menyediakan ayam goreng dan burger itu dituding memiliki hubungan keuangan dengan Tel Aviv, karena mereka dikabarkan mendonasikan makanannya untuk tentara Israel yang bertempur di Jalur Gaza.

Dalam sebuah postingan di LinkedIn, Jumat (5/1), Kempinski menuliskan adanya misinformasi yang berdampak buruk bagi perusahaan.

“Beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis yang berarti akibat perang dan misinformasi terkait yang mempengaruhi merek seperti McDonald’s,” tulis Kempczinski, dikutip Senin (8/1).

Menurut CEO itu, hal tersebut membuatnya kecewa lantaran di setiap gerai McDonald’s yang beroperasi selalu melibatkan operator lokal yang bekerja tanpa mengenal lelah.

“Ini mengecewakan dan tidak berdasar. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal yang bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warganya," tambahnya.

McDonald’s sebelumnya telah menyatakan tidak memihak dalam konflik yang berkobar di Jalur Gaza dan menegaskan tidak bertanggung jawab atas tindakan pewaralaba.

Namun, pada Oktober 2023, McDonald’s Israel menuliskan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Hal tersebut telah menimbulkan penolakan oleh waralaba McDonald’s di beberapa negara Muslim, termasuk Arab Saudi, Malaysia Indonesia, dengan gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS), mendesak masyarakat untuk menolak McDonald’s karena dugaan “dukungan terbuka” terhadap militer Israel.

Berdasarkan laporan Reuters, awal pekan ini, McDonald’s Malaysia sendiri telah mengajukan gugatan terhadap aksi gerakan BDS, dengan tuduhan pernyataan palsu dan pencemaran nama baik terkait dengan konflik Gaza yang berdampak pada bisnis mereka. McDonald’s Malaysia menuntut kompensasi lebih dari 1 juta dolar (Rp15 miliar).

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya