Berita

Direktur Utama Laznas IZI, Wildan Dewayana Rosyada dan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof Waryono Abdul Ghofur/Ist

Politik

Bangkitkan Kembali Filantropi Islam Pasca ACT Berulah

KAMIS, 04 JANUARI 2024 | 14:07 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Modal sosial yang paling utama dari filantrofi adalah kepercayaan. Apalagi pasca kejadian ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang sempat mengguncang dunia filantropi Islam di Indonesia.

Demikian disampaikan oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Prof Waryono Abdul Ghofur yang tampil sebagai keynote speech Islamic Philanthropy Outlook (IPO) di Ruang Media Center Lantai 2 Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.

“Kita menyadari bahwa untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat tidak mudah. Bila integritas sudah runtuh maka siap-siap akan tergelincir,” kata Waryono dikutip Kamis (4/1).

“Jika kepercayaan masyarakat tidak ada, maka sudah tidak ada artinya lembaga filantropi, maka menjaga integritas adalah tugas utama kita yang menjadi fondasi untuk menjaga kepercayaan masyarakat,” sambungnya.

Posisi Indonesia sebagai negara paling dermawan, lanjut dia, menjadi tugas kita untuk menjaganya. Diharapkan lembaga filantropi Islam Indonesia dapat kembali diakui mengingat Indonesia telah enam tahun berturut-turut menjadi negara paling dermawan di dunia.

“Terlebih dalam filantropi Islam kita memiliki potensi yang sangat besar, baik zakat maupun wakaf. Namun, kebanyakan permasalahan filantropi Islam adalah tata kelola. Hal ini terjadi di hampir semua lembaga," kata Waryono.

Hal senada juga disampaikan Direktur Utama Laznas IZI, Wildan Dewayana Rosyada. Ia mengungkapkan bahwa IPO 2024 ini diselenggarakan sebagai upaya menghadapi tantangan signifikan dalam memperkuat reputasi lembaga filantropi Islam di Indonesia.

Ia berharap, kegiatan Islamic Philanthropy Outlook 2024 dapat menjadi pendorong bagi para pegiat filantropi Islam untuk memahami dengan risiko reputasi agar dapat meningkatkan kepercayaan di masyarakat.

“Isu kepercayaan masyarakat adalah hal yang sangat penting karena menjadi tiket masuk bagi siapa saja yang ingin bergabung dalam dunia filantropi,” ungkap Wildan

Dalam Kajian Bank Indonesia, ungkap Wildan, dari 32 risiko lembaga zakat, risiko reputasi menjadi risiko strategis yang memiliki risiko ekstrem. Hal ini berarti bahwa risiko reputasi harus ditangani langsung oleh para pakar agar bisa dieksekusi dengan baik oleh para pegiat filantropi

"Tentu, agenda ini menjadi pendorong bagi seluruh filantropi Islam untuk sadar kembali akan pentingnya isu risiko reputasi. Karena itu relevansi isu reputasi di tahun 2024 ini harus menjadi landasan bagi filantropi Islam untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat," tutup Wildan.




Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya