Berita

Unjukrasa sekelompok orang menolak kehadiran pengungsi Rohingya di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (2/1)/RMOLAceh

Nusantara

Gelar Aksi Tolak Rohingya, Gerakan Rakyat Aceh: Jangan Jual Isu Kemanusiaan

SELASA, 02 JANUARI 2024 | 14:25 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Aksi penolakan atas keberadaan pengungsi Rohingya kembali terjadi di Aceh. Aksi yang digelar kelompok masyarakat yang menamakan diri Gerakan Rakyat Aceh (Gerah) tersebut berlangsung di halaman kantor Gubernur Aceh, Selasa (2/1).

"Kami mewakili rakyat Aceh menolak Rohingya di Aceh. Jangan jual isu kemanusiaan di Aceh," kata koordinator aksi, Yusuf, dikutip Kantor Berita RMOLAceh, Selasa (2/1).

Menurut Yusuf, alasan pihaknya turun aksi ke kantor Gubernur Aceh, karena masyarakat sudah resah dan terluka terkait kehadiran pengungsi Rohingya di Aceh. Apalagi muncul isu kemanusiaan terkait imigran gelap Rohingya.

"Pada tahun 2015 rakyat Aceh sudah memanusiakan pengungsi Rohingya," ujar Yusuf.

Menurut Yusuf, imigran Rohingya yang datang ke Aceh bukanlah karena konflik di negaranya. Mereka kabur dari camp di Bangladesh.

Kedatangan kelompok pengunjukrasa yang hanya berjumlah sekitar 7 orang ini diterima langsung oleh Kepala Bidang Penanganan Konflik Dan Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Aceh, Dedy Andrian.

Kepada pengunjukrasa, Dedy mengaku selama ini tetap koordinasi dengan IOM dan UNHCR serta pemerintah pusat, terkait keberadaan pengungsi Rohingya. Namun menurut Dedy, semua pihak harus bersabar.

"Namun, tetap perlu kesabaran saja dalam hal ini tidaklah mudah. Saya yakin semuanya akan berjalan," kata Dedy.

Lebih lanjut, Dedy menjelaskan, berdasarkan peraturan presiden (Perpres) 125 tahun 2016, pengungsi luar negeri sudah jelas siapa yang harus menangani. Bahkan, sudah jelas juga siapa yang menunjuk tempat dan siapa yang melayani.

"Saya rasa pemerintah tidak lepas tangan, kalau tidak ini yang rugi kita juga," sebutnya.

Aksi berlangsung yang berlangsung dari pukul 10.30 WIB dengan dikawal ketat oleh aparat kepolisian dari Polresta Banda Aceh. Sekitar pukul 11.30 WIB, aksi ini berakhir dan massa pun membubarkan diri.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya