Berita

Rembuk Iklim Perempuan Nelayan Se-Jawa Timur deklarasikan dukungan ke pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD/Ist

Politik

Dukung Ganjar-Mahfud, Rumah Perempuan Nelayan Beberkan Sejumlah Masalah Pesisir

MINGGU, 31 DESEMBER 2023 | 16:31 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Sebanyak 350 perempuan nelayan berkumpul menyatukan gagasan dan aspirasi melalui Rumah Perempuan Nelayan Indonesia di seluruh kabupaten di Jawa Timur bersama Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud menyelenggarakan Rembuk Iklim Perempuan Nelayan Indonesia, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum Perempuan Nelayan, Rosinah menyampaikan bahwa Rembuk Iklim Perempuan Nelayan, menjadi ruang bagi perempuan nelayan untuk berkonsolidasi menyampaikan pengalaman dan pengetahuan perempuan menghadapi berbagai hambatan untuk melanjutkan hidup di tengah cuaca ekstrim yang melanda nelayan.

“Dalam konteks perubahan iklim perempuan adalah korban yang paling menderita, beragam cara ditempuh untuk dapat melanjutkan hidup, di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit diakses oleh perempuan,” terang Rosinah dalam keterangannya, Minggu (31/12).

Lanjut Rosinah, ada 6 hal yang menjadi perhatian Rumah Perempuan Nelayan sebagai dampak dari perubahan iklim yang dihadapi kaum perempuan.

“Pertama, persoalan kesehatan perempuan dan anak. Ini menjadi satu hal yang masih melingkupi hidup perempuan,” ungkapnya.

“Kedua, pendidikan anak, air bersih, pemukiman yang rusak, limbah sampah yang bertumpuk dan bau, alat-alat tangkap yang rusak, berkurangnya hasil tangkap semakin mempertaruhkan kehidupan nelayan dalam menata kehidupan yang lebih baik,” tegas Rosinah

Sambung Rosinah, ketiga, persoalan BBM subsidi bagi nelayan serta persoalan permodalan bagi nelayan. Keempat, meningkatnya anggota keluarga nelayan yang terlilit utang karena pinjaman.

“Kelima, cuaca ekstrim yang sulit diprediksi nelayan karena cuaca yang tidak menentu. Dan keenam, Naiknya muka air laut dan cuaca ekstrim yang meluluhlantakan sarana-prasarana perikanan nelayan,” bebernya.

Masih kata Rosinah, dalam situasi tersebut, perempuan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif.

“Bagaimana meja makan tetap tersedia, bagaimana anak-anak tetap bisa sekolah, dan bagaimana anak-anak terjaga kesehatannya, yang kesemua hal tersebut harus dibebankan kepada perempuan,” ungkapnya lagi.

Di sisi lain, sambung Rosinah, lemahnya perlindungan negara terhadap perempuan pesisir berdampak pada lemahnya akses terhadap program pemberdayaan dan perlindungan bagi perempuan.

Rosinah menegaskan ini menjadi hal mendasar perjuangan Rumah Perempuan Nelayan.

“Hal ini karena pekerjaan perempuan masih dipandang sebagai pekerjaan kodrati yang tidak bernilai rupiah atau mendapatkan keuntungan. Pekerjaan perempuan sebagai pekerjaan yang tidak berbayar. Dalam ekonomi kapitalis pekerjaan perawatan dan pengasuhan tidak masuk dalam penghitungan pendapatan nasional,” jelas Rosinah.

Selain itu, tidak adanya pengakuan negara terhadap perempuan nelayan mengakibatkan perempuan sering terlupakan.

“Ini juga diperkuat oleh UU 7/2016 tentang Perlindungan dan pemberdayaan Nelayan yang belum memberikan ruang dan pengakuan bagi perempuan nelayan sebagai nelayan,” tegasnya lagi.

Rosinah menyayangkan, definisi nelayan masih diartikan sebagai orang yang menangkap ikan. Situasi ini semakin mensubordinasikan  posisi perempuan nelayan dalam mendapatkan informasi, pendidikan, kesehatan dan akses permodalan.

“Melalui momen Pilpres 2024, bersama capres dan cawapres paslon nomor 3 Bapak Ganjar-Mahfud, kami mendeklarasikan komitmen dukungan serta mengawal Bapak Ganjar-Mahfud untuk menang pada Pilpres 2024 dengan mengusulkan program kerja bagi perempuan nelayan termasuk asuransi, BPJS ketenagakerjaan, akses air bersih, pencegahan stunting, sanitasi dan pemukiman,” pungkas Rosinah

Terakhir, Rumah Perempuan Nelayan mendorong terjadinya komunikasi politik perempuan secara langsung dengan pasangan Capres-Cawapres Ganjar-Mahfud untuk menyampaikan persoalan sekaligus program yang tepat bagi perempuan.

“Bersama  Bapak Ganjar-Mahfud, jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, akan menjadikan isu perempuan nelayan ini menjadi isu penting dan prioritas yang akan diperjuangkan dalam program pemerintahan ke depan,” harapnya.

Turut hadir dalam kegiatan Rembuk Iklim Perempuan Nelayan, Deputi Inklusi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jaleswari Pramodhawardani yang menyampaikan 21 program kerja Ganjar-Mahfud.

“Perempuan nelayan tangguh, hebat, mandiri dan sejahtera harus diperjuangkan,” tandas Jaleswari.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya