Salah satu media terbesar di AS, The New York Times, menggugat Microsoft dan OpenAI karena menggunakan kontennya untuk membantu mengembangkan layanan kecerdasan buatan.
Menurut gugatan yang diajukan di New York pada Rabu (27/12), kedua perusahaan teknologi tersebut dinyatakan telah mengandalkan jutaan artikel berhak cipta untuk melatih chatbot seperti ChatGPT OpenAI dan fitur AI lainnya, yang diduga menyebabkan kerugian hukum dan kerugian aktual senilai miliaran dolar.
Gugatan Times mengatakan penerbit menghubungi Microsoft dan OpenAI pada bulan April dan tidak dapat mencapai solusi damai.
OpenAI telah menanggapi gugatan tersebut. Meskipun mengaku kecewa, perusahaan menyatakan siap berkoordinasi.
“Kami menghormati hak pembuat dan pemilik konten dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan mereka guna memastikan mereka mendapatkan manfaat dari teknologi AI dan model pendapatan baru,” kata juru bicara OpenAI dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Bloomberg, Kamis (28/12).
“Pembicaraan kami yang sedang berlangsung dengan New York Times berjalan produktif dan berjalan maju secara konstruktif, jadi kami terkejut dan kecewa dengan perkembangan ini," ujarnya.
OpenAI telah menghadapi kritik karena mengambil teks secara luas dari web untuk melatih chatbot populernya sejak debutnya setahun yang lalu. Meskipun telah digugat oleh penulis terkemuka, hal ini merupakan tantangan pertama terhadap praktiknya yang dilakukan oleh sebuah organisasi media besar.
Pada bulan Juli, OpenAI menandatangani perjanjian dengan Associated Press untuk mengakses beberapa arsip kantor berita tersebut.
Sementara kontrak tiga tahun OpenAI memutuskan kontrak tiga tahun dengan Axel Springer SE untuk menggunakan karya perusahaan media Jerman tersebut telah dibatalkan mulai Desember.
“Kami berharap dapat menemukan cara yang saling menguntungkan untuk bekerja sama, seperti yang kami lakukan dengan banyak penerbit lainnya,” kata juru bicara OpenAI pada Rabu.