Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Gara-gara Laut Merah Memanas, Harga Minyak Dunia Jadi Meroket Dua Persen

RABU, 27 DESEMBER 2023 | 14:37 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Harga minyak dunia terpantau melonjak lebih dari dua persen imbas dari memanasnya Laut Merah, dengan banyaknya serangan terhadap kapal-kapal yang melintas laut itu.

Mengutip Reuters, Rabu (27/12), minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS tercatat naik 2,7 persen menjadi 75,57 dolar (Rp1,164 juta) per barel, sementara minyak mentah berjangka Brent melesat 2,5 persen menjadi 81,07 dolar (Rp1,249 juta) per barel.

Lonjakan harga ini menjadi yang tertinggi pada bulan ini, yang dipicu serangan lanjutan terhadap kapal di Laut Merah. Hal itu memicu kekhawatiran akan terganggunya pengiriman pasokan minyak.

"Ada banyak ketegangan geopolitik saat ini di Timur Tengah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di sini terhadap keamanan transit minyak dan barang lainnya," kata analis Again Capital LLC John Kilduff.

Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terbaru pada Selasa terhadap sebuah kapal kontainer di Laut Merah, dan atas upayanya menyerang Israel dengan drone.

Dalam beberapa pekan terakhir ini, milisi Houthi secara aktif melancarkan serangannya terhadap kapal-kapal yang diduga berafiliasi dengan Israel, sebagai bentuk dukungan mereka untuk Gaza yang sedang digempur.

Menanggapi serangan tersebut, seorang menteri Israel mengisyaratkan bahwa mereka telah melakukan pembalasan di Irak, Yaman dan Iran dengan perang yang semakin meluas.

Di tengah memanasnya Laut Merah, sejumlah perusahaan pelayaran telah berhenti mengirim kapalnya ke jalur tersebut, yang menyebabkan adanya biaya tambahan karena perubahan rute.

“Kita mempunyai masalah di Laut Merah, yang menyebabkan kapal-kapal berlayar melintasi tanduk Afrika, sehingga menambah harga dan risiko. Ini menjadi awal yang tidak baik untuk 2024,” kata ekonom di Matador Economics, Tim Snyder.

Laut Merah sendiri merupakan rute yang terhubung langsung dengan Terusan Suez, yang menjadi jalur pelayaran utama untuk sekitar 12 persen perdagangan global.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya