Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto/Ist
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan pentingnya menggerakkan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi agar bisa terus berfungsi secara berkesinambungan dalam mencapai target pertumbuhan.
Pernyataan itu disampaikan Airlangga pada Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (22/12).
"Kita tidak boleh berpuas diri, kita perlu menggerakkan, memaksimalkan 3 mesin ekonomi untuk terus berfungsi ke depan," tegasnya.
Menurut dia, mesin ekonomi konvensional perlu direvitalisasi dan diperbesar kapasitasnya, sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas yang tinggi, memperbesar investasi baru, dan meningkatkan ekspor.
Selanjutnya, sambung Airlangga, mesin ekonomi baru nantinya akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan. Seperti penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam berbagai sektor ekonomi, pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan.
Terakhir, kata Airlangga, menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila, yakni mesin ekonomi berkeadilan.
"Tiga hal itu penting terus didorong. Dan Indonesia merupakan salah satu negara yang berhasil meredam gejolak fluktuasi berbagai krisis geopolitik, kemudian climate change, dan menggunakan APBN sebagai shock absorber," rincinya.
Merespons berbagai tantangan yang dihadapkan pada perekonomian Indonesia, Menko Airlangga terus menggaungkan optimisme bagi ketangguhan perekonomian nasional.
Dengan optimisme itu, kata Airlangga, seluruh stakeholders diharapkan dapat terus memaksimalkan kontribusi guna meningkatkan pertumbuhan dan menjaga ketahanan ekonomi nasional.
"Melalui dukungan kuat seluruh lapisan masyarakat, Indonesia berhasil menjaga resiliensi perekonomian nasional di tengah dinamika global," tuturnya.
Dia juga menjelaskan, fundamental perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang kuat, mampu tumbuh di kisaran 5 persen dalam 8 triwulan berturut-turut, dan tercatat tumbuh lebih baik dibanding negara lain.
Selain itu, tingkat inflasi juga relatif terkendali, serta rasio utang pemerintah masih berada dalam level aman. Dalam jangka pendek, kata Airlangga, Indonesia optimis perekonomian mampu tumbuh 5,1 persen pada 2023, dan 5,2 persen pada 2024, meski di tengah berbagai downside risks yang dihadapi.
Pada Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia, Presiden Joko Widodo menyampaikan, pada 2024 Indonesia tidak punya alasan untuk tidak optimis.
Meski demikian Jokowi juga mengingatkan agar segala upaya yang dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional tetap mengedepankan kehati-hatian.
Mengangkat tema "Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global", Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia tahun ini ditujukan untuk membahas tren terkini, tantangan, dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam memitigasi gejolak ekonomi global ke depan.
Pemahaman mendalam mengenai outlook ekonomi diharapkan dapat membantu pemerintah dan swasta dalam membuat berbagai keputusan strategis.
Kegiatan itu juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang peran masyarakat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.