Kader Partai Amanat Nasional (PAN) Okta Kumala Dewi/Ist
Saat ini banyak perempuan aktif dengan kegiatan sosial dan pekerjaannya, seiring dengan meningkatnya pengalaman, ilmu dan pendidikan yang ditempuhnya. Kegiatan perempuan masa kini tidak lagi hanya sebatas dapur, sumur dan kasur seperti istilah orang tua zaman dahulu.
"Tentu hal itu tidak boleh melupakan perannya sebagai perempuan, baik sebagai isteri ataupun sebagai ibu. Perempuan tidak boleh mengesampingkan kewajibannya, dan tentu juga harus mendapat dukungan penuh dari keluarga, suami dan anak-anaknya," kata calon anggota legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) Okta Kumala Dewi, menyambut Hari Ibu melalui keterangannya, Kamis (21/12).
Menurut Okta, perempuan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan laki-laki. Sebab perempuan bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam waktu yang sama (multitasking). Perempuan juga biasa berbagi peran yang disebut multiperan.
"Jika di rumah dia bisa menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya dan menjadi seorang isteri bagi suaminya. Dalam pekerjaannya dia bisa menjadi pemimpin, karyawan atau apa saja. Bahkan terkadang pekerjaan keras yang membutuhkan tenaga laki-laki pun bisa dijalaninya," kata Okta.
Termasuk di bidang politik, Okta menyebut tidak sedikit politikus dan negarawan adalah perempuan yang juga seorang ibu. Okta memberi contoh Menteri Sosial Tri Rismaharini, Susi Pudjiastuti, dan Sri Mulyani yang merupakan perempuan Indonesia pertama yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Sehingga, menurut Okta, seorang ibu telah mengambil peran penting dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan sosial budaya.
“Seorang ibu adalah pilar utama dalam membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan,” kata Okta.
Di PAN, keterwakilan perempuan untuk maju ke parlemen sudah tercukupi. Di Dapil III Banten, Okta akan mewakili tiga wilayah, yakni Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
"Pengalaman ibu itu hanya perempuan yang memahami, seperti melahirkan, menyusui, menjalani rumah tangga, pekerja, pebisnis, dan sebagainya. Maka wakilnya harus perempuan. Supaya gagasan dan aspirasi perempuan dapat maksimal diupayakan," demikian Okta.