Direktur Eksekutif Pusat Studi Uighur, Abdulhakim Idris dalam acara Konferensi Pers dan Dialog tentang Penderitaan dan Kondisi Terkini Uighur di Hotel Marrakesh Inn, Jakarta pada Selasa, 19 Desember 2023/RMOL
Kabar tentang kelompok Uighur yang mendukung Israel dibanding Palestina mendapat bantahan tegas dari Direktur Eksekutif Pusat Studi Uighur, Abdulhakim Idris.
Dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Selasa (19/12), Abdulhakim dan pusat penelitiannya tidak memiliki pendapat yang sama dengan oknum Uighur pendukung Israel.
"Saya bekerja di pusat penelitian Uighur. Kami melakukan penelitian Kami tidak pernah membuat pernyataan semacam itu (dukungan untuk Israel), bisa cek langsung di media sosial atau website kami," ujarnya dalam acara Konferensi Pers dan Dialog tentang Penderitaan dan Kondisi Terkini Uighur di Hotel Marrakesh Inn, Jakarta.
Dia kemudian menegaskan bahwa sebagai etnis yang tertindas, etnis Uighur tentu mendukung pihak yang memperjuangkan kebebasan.
"Mereka (Uighur) mendukung semua orang yang tertindas. Mereka mendukung yang memperjuangkan kebebasan tanpa memandang agama, kebangsaan, kita manusia," tegasnya.
Abdulhakim juga menceritakan bagaimana etnis Uighur di Turkestan Timur hidup dalam ketakutan. Mereka bahkan mereka tidak pernah bisa tidur tenang karena takut jika polisi China datang dan membawa paksa mereka ke kamp konsentrasi.
"Situasi saat ini seperti yang saya jelaskan, orang-orang hidup diliputi rasa takut bahkan dalam tidur mereka," kata dia.
Abdul Hakim merupakan salah satu diaspora Uighur yang menempuh pendidikan di Mesir. Dia mengaku belum bisa menghubungi keluarganya sejak tahun 2017.
Beberapa hari setelah serangan 7 Oktober lalu, Kongres Uighur Dunia (WUC) mengeluarkan kutukan terhadap serangan mengerikan yang dilakukan Hamas di Israel Selatan.
WUC menyatakan keprihatinan mendalam mengenai prospek peningkatan konflik dan korban jiwa lebih lanjut.
"WUC mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera untuk melindungi kehidupan warga sipil dan membangun mekanisme yang efektif untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah," tegas WUC.
Di hari pertama serangan,
The Uighur Times, bersama pendirinya Tahir Imin, mengeluarkan pernyataan mengutuk tindakan teroris Hamas terhadap warga sipil Israel.
Uighur Times edisi Uighur telah menerbitkan berbagai laporan berita dan opini yang menyoroti sifat mengerikan dari aksi teror Hamas.