Berita

Salah satu kegiatan sosial Yayasan GPS/Ist

Publika

Mengenal Lebih Dekat Paguyuban Sosial Yayasan GPS

OLEH: IRJEN (PURN) HAMIDIN*
SENIN, 18 DESEMBER 2023 | 22:15 WIB

Bagi siapa saja, sungguh mengesankan manakala dia pernah merantau, dia bekerja disuatu daerah, menjalankan profesi dengan baik, dia mampu berbaur, dia piawai membangun ikatan emosional, dia beradaptasi dengan baik, luwes, dan dengan masyarakat setempat dia betul betul bisa menyatu, dan setelah 30-an tahun berpisah,  mereka bertemu kembali di Ibukota, dan melahirkan ide-ide guyub kebersamaan, sepakat untuk melakukan aktifitas sosial kemanusiaan, membantu mengatasi berbagai musibah dan keterpurukan kondisi sosial kebangsaan, dimanapun, terhadap siapapun di seantero negara yang dicintai ini.  

Rangkaian kegiatanpun mulailah mereka rencanakan dengan cermat tanpa membedakan objek dari suku apa, tanpa melihat objek dari ras mana, etnis dan agama apa, pun tidak ada juga sekat sekat dan dikotomi status sosial, serta yang terpenting tidak ada pretensi arah politik manapun di dalam setiap kegiatannya.

Walaupun yayasan ini sebagian besar keanggotaannya berasal dari masyarakat asal Kalimantan Barat khususnya Singkawang, Sambas dan sekitarnya dari mereka yang bersuku Kek, tapi disepakati untuk melakukan kegiatan sosial kemanusiaan ini secara lintas agama lintas ras dan lintas etnik.

Mulailah saat itu, walaupun belum memiliki badan hukum, paguyuban sosial ini mulai melakukan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan. Melalui kelompok kelompok kecil yang menggambarkan daerah asal mereka, mereka memulainya dengan  membangun tempat ibadah lintas agama, secara rutin bulanan membagi sembako kepada lansia tidak mampu, serta mereka membuka posko bencana alam, mendirikan posko kebakaran bila terjadi musibah, serta rutin membagikan vitamin dan obat-obatan di kantong pemukiman pra sejahtera dan kumuh.

Tidak terhitung berapa banyak perbantuan pembangunan mesjid yang berhasil terbantu. Ada yang disuplay bahan bangunan seperti semen, bata merah, hebel atau keramik.

Secara teknis anggota paguyuban yang ditunjuk, cukup melakukan pengamatan di pinggir jalan sambil lewat, melihat bila ada halo halo, ada yang meminta bantuan sumbangan pembangunan sebuah mesjid misalnya, datangi, dan cek apa saja yang dibutuhkan. Kemudian mengumumkan di group.  

Hanya dalam hitungan hari, Insha Allah kekurangan itu akan lansung dipenuhi. Tidak kurang ada beberapa mesjid yang telah dibangunkan total oleh paguyuban Singkawang, Sambas dan sekitarnya ini. Ada sebuah mesjid di sebuah desa di kecamatan Sepatan Tangerang yang hampir rubuh, selama tiga bulan langsung dibangun total oleh paguyuban.

Ada juga di sebuah daerah di Indonesia Timur sebuah mesjid yang sangking berkesannya masyarakat setempat sampai sampai diberi nama Al. Pengurus paguyuban, walau sang pengurus sebetulnya tidak berkenan karena dalam aqidahnya bahwa pengharapan perhargaan dengan memasang nama itu akan menjadi "riya".

Tidak hanya membangun mesjid, yayasan juga membantu pembangunan beberapa greja. Terakhir paguyuban ini melalui Komunitas Adiyaksa Sosial (KAS) membangun tempat ibadah Budha Konghucu di Komplek Adiyasa Kabupatan Tangerang, setelah sebelumnya GPS membangun total klenteng Kwanti di Jawai Sambas, Kalimantan Barat.

Yang tidak kalah menarik, bahwa sampai hari ini, secara rutin paguyuban ini masih memberikan bantuan sembako dan obat-obatan kepada lansia  pra sejahtera yang sebelumnya telah diidentifikasi keberadaannya oleh tim khusus yang mensurvey kantong kantong rakyat pra sejahtera yang akan dijadikan target pemberian bantuan.

Khusus untuk di Ibukota Jakarta, apabila terjadi bencana kebakaran khususnya di daerah yang terbilang kumuh, di bantaran kali, atau di kantong kantong pemukiman masyarakat pra sejahtera, disitu dipastikan akan berdiri tenda posko bantuan sembako kemanusian dari Paguyuban "GPS”. Sedangkan untuk internal ada devisi atau tim kedukaan yang apabila ada anggota paguyuban atau keluarga yang mengalami kedukaan, atau sakit maka tim mengumpulkan dana sukarela dan menyumbangkannya kepada ahli waris yang sedang dalam kedukaan atau sakit tersebut.

Bagaimana aktivitas paguyuban saat pandemi covid yang lalu?


Saat pandemi covid-19 lalu, paguyuban ini justru mengalami aktivitas yang lebih sibuk dibandingkan pada masa normal. Betapa tidak, saat krisis masker, saat masyarkat diwajibkan memakai masker, dan saat di pasaran masker mulai menipis dan langka, saat itulah paguyuban bergrilya ke pabrik pabrik tekstil maupun industri tekstil rumahan untuk membuat masker kain, yang hasilnya disebar ke seluruh Indonesia dan segenap penjuru Ibukota Jakarta.

Di kantong kantong masyarakat pra sejahtera, selain masker paguyuban juga membagi bagikan obat-obatan dan vitamin. Paguyuban ini juga turut  mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) yang disebar ke seluruh pelosok tanah air. Sampai juga ke Kota Pagar Alam, Sumsel, tempat kelahiran penulis, saat itu Walikota Pagar Alam benar benar merasa terbantu karena beliau sedang mengalami kesulitan pengadaan APD.  

Pada saat ada bencana alam lainnya, paguyuban juga secara rutin memberikan berbagai bantuan sembako dan keperluan lain. Terakhir paguyuban turun ke lapangan saat bencana alam di Cianjur. Satu hal yang menjadi catatan bagi paguyuban ini, bahwa sejak awal bencana covid paguyuban telah aktif menghimpun anggota paguyuban dan menjadi donor plasma konvalesen bekerja sama dengan Dinas Kesehatan.

Pada saat krisis vaksin, paguyuban melakukan berbagai pendekatan ke Mabes TNI, Mabes Polri, dan Satgas Covid, yang direspon dengan sangat baik. Akhirnya paguyuban ini mampu melaksanakan vaksinasi mandiri kemasyarakatan di kantong kantong rakyat berkemampuan terbatas dan pra sejahtera di tepi Kali Angke, Jakarta Barat.

Dengan bekerjasama dengan aparat Kecamatan, Dinkes dan Satgas Covid, hanya dalam 3 hari paguyuban mampu melayani 6500 vaksin. Untuk merangsang minat para masyarakat untuk vaksin, paguyuban memberikan hadiah door price beberapa sepeda motor, kulkas, televisi, sepeda, sepeda listrik, peralatan dapur yang diundi secara mandiri, dan diumumkan pada hari terakhir vaksinasi.  

Untuk tetap mentaati protokol kesehatan maka para pemenang diundi oleh paguyuban dan akan dihubungi via telpon. Ada cerita yang menarik dari pengumuman pemenang door price kala itu. Saat ketua umum paguyuban, menelpon sang pemenang yang mendapatkan hadiah grand door price berupa sebuah sepeda motor, pemenangnya kebetulan seorang ibu-ibu yang divaksin pada hari pertama, ketua umum paguyuban memverifikasi, menanyakan, indentitas, tentang waktu vaksin, tentang doorprice dll, sang pemenang justru malah mencaci maki sang ketua paguyuban yang menghubunginya.

Dikatakan “bapak mau menipu, ini modus, bapak menelpon pura pura saya dapat hadiah, saya sering ditelpon penipu seperti bapak, dasar penipu" katanya.

Ketua umum paguyuban tersipu-sipu dan bengong dikata-katai seperti itu. Dan karena pembicaraan itu di loadspeaker agar didengar oleh panitia dan diteruskan dengan mic, membuat semua panitia saksi penguman doorprice dan seluruh panitia yang ada disitu tertawa terpingkal-pingkal karena ketuanya sedang dimarah-marahi.

Bahkan ada yang nyeletuk “pak baru kali ini ya, dikata-katain sebagai penipu.." Namun saat sang ibu pemenang doorprice itu esoknya datang, dan bertemu langsung dengan ketua paguyuban, ibu itu minta maaf dan menangis meraung-raung antara bahagia dapat hadiah dan menyesal mencaci maki ketua?"ternyata dia benar telah mendapatkan sepeda motor doorprice itu.

Tidak cukup disitu, masih cukup menggelikan lagi, saat MC menanyakan motornya akan dibawa sendiri atau diantar? sang ibu meminta untuk diantar. Ternyata sang ibu muda berjilbab ini berkata jujur, dia tidak bisa mengendarai sepeda motor, dan selama ini belum mampu memiliki dan membeli sepeda motor.

Itulah kisah menarik dari vaksin di Ibukota Jakarta. Ternyata masih ada orang yang tinggal di Ibukota yang tidak bisa mengendarai sepeda motor,  kegiatan ini diliput oleh berbagai media lokal dan global, termasuk koran China dari Hongkong yang sempat mewawancarai bapak Mendagri dan para Pengurus paguyuban ini.

Setelah vaksinasi selesai dilaksanakan secara mandiri, beberapa saat setelah itu, seluruh dunia kembali diguncang oleh munculnya covid varian baru yang lebih ganas dari varian sebelumnya. Akibatnya, mungkin masih ingat di memori kita, rumah sakit sampai menempatkan pasien di koridor koridor Rumah Sakit yang penuh, yang hampir tidak mampu menampung pasien darurat penderita covid.

Ironisnya lagi (khusus di Jakarta) banyak Rumah Sakit yang kelangkaan oksigen, kehabisan tabung oksigen. Maka Kembali tim Paguyuban GPS bergrilya dan bekerja sehingga mampu mengumpulkan ribuan tabung dari seluruh Indonesia, dan membagikannya langsung kepada pasien covid,  termasuk ke beberapa Rumah Sakit di Jakarta yang memerlukan. Sampai hari ini paguyuban ini masih menyimpan banyak tabung oksigen untuk antisipasi bila ada varian covid baru.

Apa kesan pemerintah dan tokoh masyarakat terhadap paguyuban masyarakat Singkawang, Sambas dan sekirarnya ini?

Pada vaksinasi di bantaran Kali Angke, Jakarta Barat, yang pembukaan acaranya Pemerintah Pusat diwakili oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Bapak Tito Karnavian, dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa hormat tertinggi dari pemerintah kepada paguyuban karena baru pertama kali di Indonesia vaksinasi massal justru diprakarsai dan dilaksanakan oleh elemen masyarakat sendiri dengan ribuan peserta vaksin, yang selama ini prakarsa selalu dimulai oleh pemerintah.

Beliau juga merasa kagum dan menarik bahwa untuk menarik minat masyarakat untuk vaksin, paguyuban ini juga memberikan hadiah berbagai macam hadiah doorprice yang menurut Mendagri berlimpah. Beliau mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat kepada pemerintah dalam menagatasi vandemi covid 19 ini.

Dalam kesempatan yang berbeda, tepatnya saat pengukuhan pengurus yayasan di balai Season City, Jakarta Barat, mantan Ketua DPR RI Bapak Marzuku Alie, juga memberikan apresiasi dan memberikan penghargaan tertinggi. Beliau berharap paguyuban paguyuban dari daerah lain dapat mengikuti apa yang telah dilakukan oleh masyarakat Kalbar ini. Dari berbagai daerah juga menerima banjir ucapan selamat dan terima kasih atas kiprahnya.

Kisah di balik sukses kemanusiaan GPS

Semula paguyuban ini adalah kumpulan group sosmed (sosial media) WA, Telegram, yang diikuti oleh group group daerah, khususnya Singkawang, Sambas, Kalbar. Ada formasis (Forum Masyarakat Singkawang), Perwakab (Persatuan Masyarakat Kalbar ), KAS (Komunitas Adiyasa Sosial) dan puluhan paguyuban yang lain.

Kemudian secara parsial mereka juga melakukan berbagai kegiatan sosial kemanusiaan jauh sebelum masa pandemi covid. Pada 13 September 2021, GPS yang semula memakai nama Gerakan Peduli Sesama, Gerakan Peduli Sosial, Gerakan Perbantuan Sosial, saat ingin menaikan status dari kelompok sosial dan ingin menjadikannya menjadi yayasan profesional, yang kredibel dan akuntabel dan terdaftar di Kementerian Hukum dan Ham, karena itu akhirnya paguyuban ini menetapkan namanya menjadi yayasan “Gerakan Pecinta Sosial disingkat GPS” dan sejak saat itu paguyuban ini telah resmi berbadan hukum.

Apa yang yang unggul dari yayasan GPS ini?
 
Yang menjadi menarik dari yayasan GPS ini adalah, yang pertama; dia membiayai kegiatan kemanusiaannya dengan menggalang dana dari internal anggota, yang bisa dikontrol dan diakses langsung secara terbuka oleh seluruh anggotanya. Kedua; masing masing tim (tim kedukaan, tim lansia, tim bencana alam, tim kebakaran dll ) mengidentifikasi sendiri apa yang diperlukan dengan berkoordinasi dengan objek yang akan dibantu, baru beraksi mengumpulkan material dan dana yang akan diperbantukan. Ketiga; yayasan ini tidak berpolitik praktis selain murni untuk sosial kemanusiaan. Parpol boleh membantu bila tanpa atribut parpol. Keempat; setiap saat GPS siap memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Indonesia.

Inilah sekilas tentang paguyuban kemanusian yayasan gerakan Pencinta Sosial (GPS) yang bukan paguyuban heboh heboh. Semoga bermanfaat.


Penulis merupakan purnawirawan Polisi yang juga Ketum Yayasan GPS*

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya