Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Dukung Filipina, Australia Ikut Kecam Manuver China di Laut China Selatan

MINGGU, 17 DESEMBER 2023 | 09:31 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Australia ikut mengecam manuver berbahaya China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina di Laut China Selatan pada akhir pekan lalu.

Duta Besar Australia untuk Filipina Hae Kyong Yu pada Rabu (13/12) mengatakan pihaknya menilai tindakan Penjaga Pantai China (CCG) menimbulkan risiko.

“Pemerintah Australia mempunyai keprihatinan yang sama dengan Pemerintah Filipina mengenai pola tindakan berbahaya yang dilakukan oleh kapal-kapal China terhadap kapal-kapal dan awak kapal Filipina di Laut Cina Selatan, termasuk insiden di dekat Scarborough Shoal dan di Second Thomas Shoal pada tanggal 9-10 Desember,” begitu pernyataan dubes.


Pada 9 dan 10 Oktober, China berusaha menggagalkan dua misi kemanusiaan dan dukungan terpisah di dekat Scarborough Shoal dan Ayungin Shoal, yang juga dikenal sebagai Second Thomas Shoal, dengan menabrakkan dan menembakkan meriam air ke kapal-kapal Filipina.

“Tindakan Penjaga Pantai China dan kapal China lainnya, seperti meriam air dan serudukan, membahayakan perdamaian dan keamanan kawasan, mengancam nyawa dan mata pencaharian, serta menimbulkan risiko salah perhitungan,” jelas Dubes Hae.

Australia juga menekankan pentingnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) sebagai hukum internasional yang menjamin hak dan kebebasan suatu negara di ZEE mereka.

“Australia menegaskan kembali bahwa Putusan Arbitrase Laut Cina Selatan tahun 2016 bersifat final dan mengikat secara hukum para pihak,” tambahnya.

Australia juga mengacu pada keputusan Den Haag tahun 2016 yang membatalkan klaim China di Laut China Selatan. Putusan tersebut mengakui hak kedaulatan Filipina untuk menangkap ikan dan mengeksplorasi sumber daya di ZEE-nya, sebuah keputusan yang ditolak oleh Beijing.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya