Berita

Debat perdana capres dan cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12)/Net

Publika

Skor Debat: 9, 4.5 dan 7

OLEH: TONY ROSYID
JUMAT, 15 DESEMBER 2023 | 05:40 WIB

LUPAKAN survei dan polling. Di survei dan polling, ada baliho dan sembako. Dunia amplop lebih dominan. Apalagi lembaga surveinya ikut jadi juru bicara dan merangkap pekerjaan buzzer. Meragukan akurasinya. Beda dengan debat. Isi kepala yang dinilai.

Ada lima hal yang menjadi pusat perhatian di dalam debat. Pertama, penguasaan masalah. Di bidang ini, Anies Baswedan terlihat paling menguasai masalah. A-Z urusan bangsa, ia paham. Ganjar Pranowo relatif. Nyambung, tapi tidak detail dan komprehensif. Lebih tepat dijuluki sebagai motivator, kata Rocky Gerung. Prabowo Subianto, belum diketahui, dia tahu apa nggak berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Mungkin Prabowo lebih jago soal pertahanan. Karena latarbelakang militer. Tapi itu tema debat nanti. Kita tunggu saja.

Kedua, bagaimana masing-masing capres mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Semua capres terlihat tajam dalam memberikan pertanyaan kepada lawan. Bahkan teramat tajam. Karena pertanyaan yang diajukan menyangkut rekam jejak lawan.

Jawaban masing-masing yang berbeda. Beda kelas, beda kualitas. Anies, setiap merespons pertanyaan selalu menjawab dengan data dan berupaya untuk selalu detail. Relatif lebih utuh, komprehensif dan sistematis dari yang lain.

Sementara Prabowo terlihat selalu kesulitan menjawab pertanyaan dari dua capres lainnya. Jawabannya terlalu singkat, jauh dari apa yang diharapkan oleh si penanya. Bahkan terlalu banyak mengeluarkan kata-kata yang justru tidak berhubungan dengan pertanyaan.

"Saya setuju gagasan Pak Ganjar... Kalau yang ini, saya setuju dengan gagasan Pak Anies". Kalimat ini beberapa kali diungkapkan oleh Prabowo. Mirip debat Pilpres 2019. Kalimat "saya setuju" selalu muncul. Ini justru akan menjadi kelemahan bagi Prabowo. Banyak juga kata-kata lain yang tidak berhubungan.

Ganjar selalu menjawab pertanyaan. Rileks, dan sangat santai. Tapi terlalu normatif. Belum menunjukkan kelasnya sebagai capres.

Ketiga, soal gagasan. Anies lebih komprehensif. Gagasan Anies berbasis pada masalah yang sedang dihadapi bangsa, lalu Anies hadirkan gagasan itu untuk menjadi solusi atas masalah tersebut. Jadi terobosan baru untuk membangun bangsa ke depan. Gagasannya orisinil dan utuh. Ganjar lumayan. Hanya saja masih terlalu umum. Tidak sistematis. Lebih banyak contoh masalah dari pada gagasannya.

Keempat, aspek mental. Anies Baswedan cukup stabil emosinya. Tenang ketika diberi pertanyaan, bahkan disudutkan sekalipun. Prabowo gusar ketika mendengar kalimat yang dianggapnya menyudutkan dirinya atau mengkritik pemerintah. Terutama ketika diberi pertanyaan soal cawapresnya dan soal penculikan. Konsentrasi Prabowo seketika hilang. Prabowo masuk perangkap oleh pertanyaan dari dua lawannya. Di sisi mental, Prabowo terlanjur dipersepsi publik sebagai tokoh yang sangat emosional. Ini tentu tidak menguntungkan dalam arena debat. Sementara Ganjar sangat rileks dan terlihat menikmati panggung debat. Tidak mudah tersindir, apalagi terpancing.

Kelima, optimalisasi waktu. Anies selalu memanfaatkan waktu secara optimal. Hanya 1-2 detik sesekali tidak termanfaatkan. Prabowo seringkali tidak menggunakan waktu secara maksimal. Bebebapa kali menyisakan 5-10 detik. Bahkan juga beberapa kali melampaui waktu yang tersedia. Sedangkan Ganjar, hampir sama dengan Prabowo. Banyak menyia-nyiakan waktu yang disediakan. Hanya saja, Ganjar tidak pernah melampaui waktu yang disediakan. Ini bedanya Ganjar dengan Prabowo.

Dari lima aspek penilaian ini, kira-kira kalau dibuat skor: Anies Baswedan nilainya 9, Prabowo Subianto 4,5 dan Ganjar Pranowo 7.

Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya