Deklarasi organisasi kewartawanan Ikatan Jurnalis Indonesia (IKAJI)/Ist
Deklarasi organisasi kewartawanan Ikatan Jurnalis Indonesia (IKAJI) pada Rabu (13/12) turut dibacakan manifesto pijakan dalam menjalankan tugas jurnalisme.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) IKAJI, Rommy Fibri menyatakan, manifesto merupakan pandangan dan sikap yang menjadi pijakan IKAJI dalam berorganisasi. Maka dari itu, arah dan cita-cita IKAJI tergambar jelas dalam manifesto tersebut.
"Maka, kami bacakan manifesto saat deklarasi, sebagai pegangan bagi semua anggota," kata Rommy Fibri dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).
Berikut manifesto Ikatan Jurnalis Indonesia (IKAJI) yang dibacakan di depan sejumlah pejabat dan tokoh pers yang hadir, di antaranya Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad; Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Muchlas; Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa; Ketua KPI Pusat, Ubaidillah.
Jurnalisme adalah pilar demokrasi yang keempat. Sebagai pilar, maka jurnalisme menjadi penyangga yang sangat penting bagi keberlangsungan demokrasi. Jurnalisme harus berpijak kepada kebenaran dan memihak kepada kepentingan publik, bukan kepentingan politik dan ekonomi sesaat.
Di tengah pesatnya perkembangan media digital dan teknologi informatika, jurnalisme harus tetap hadir menyuguhkan fakta yang terverifikasi dan berimbang. Jurnalisme bagaikan lentera yang menuntun umat manusia untuk menemukan kebenaran.
Belajar dari Bapak Pers, Fachrodin, bahwa jurnalisme bukan hanya persoalan teknis, bukan siapa menulis apa, tetapi visi apa yang diperjuangkan, perubahan apa yang dicita-citakan dan melalui kerja apa semuanya akan dicapai.
Ikatan Jurnalis Indonesia (IKAJI) lahir untuk memperjuangkan cita-cita Fachrodin, sosok jurnalis yang teguh memegang jiwa nasionalisme, menentang kolonialisme, memerangi kebodohan dan membangun narasi pengetahuan yang sangat mencerahkan.
Jayalah Jurnalisme Indonesia dan terangilah Bumi Indonesia!