Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperpanjang masa penahanan tersangka Syahrul Yasin Limpo (SYL) hingga sebulan ke depan, karena masih butuh waktu untuk melengkapi berkas perkara.
Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri, mengatakan, tim penyidik telah memperpanjang masa penahanan tersangka SYL untuk 30 hari ke depan sampai 8 Januari 2024.
"Penahanan itu didasarkan pada penetapan Ketua Pengadilan Tipikor pada PN Pusat," kata Ali kepada wartawan, Jumat (8/12).
KPK, kata dia, masih memanggil dan memeriksa pihak-pihak sebagai saksi untuk melengkapi berkas perkara kasus dugaan korupsi berupa pemerasan terhadap pegawai Kementerian Pertanian (Kementan).
Pada Rabu (11/10) dan Jumat (13/10), KPK telah menahan tiga tersangka, yakni Kasdi Subagyono (KS) selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, SYL selaku Mentan periode 2019-2023, serta Muhammad Hatta (MH) selaku Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan.
Khusus untuk SYL, KPK juga menjeratnya dengan sangkaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Dari sidang praperadilan yang diajukan SYL, KPK membeberkan sumber penerimaan uang gratifikasi sekitar Rp13,9 miliar dari para ASN di Kementan dengan ancaman akan dimutasi dari jabatannya jika tidak menyetor uang 4 ribu Dolar AS hingga 10 ribu Dolar AS setiap bulan.
Uang itu berasal dari Biro Umum Sekjen, sebesar Rp6,8 miliar, Badan Karantina Pertanian sebesar Rp5,7 miliar, dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan sebesar Rp1,4 miliar.
Selanjutnya uang Rp13,9 miliar itu dipergunakan untuk keperluan SYL dan keluarganya, yakni untuk membayar umroh menteri dan keluarga serta pejabat Kementan sebesar Rp1,4 miliar, mentransfer atau menghibahkan untuk sumbangan atau bantuan kepentingan partai sebesar Rp1,27 miliar.
Kemudian digunakan untuk pribadi SYL dan keluarga seperti cicilan mobil Rp43 juta per bulan, kartu kredit atas nama SYL Rp319,4 juta, belanja jam tangan senilai Rp107,5 juta, membayar perbaikan rumah, pajak rumah, tiket pesawat keluarga, pengobatan dan perawatan wajah keluarga dan penggunaan kebutuhan pribadi lain sekitar Rp10 miliar.
Dalam pengembangan perkara, KPK juga sudah mengamankan uang tunai sebesar Rp30 miliar, uang Rp400 juta dari rumah Hatta, serta kartu member judi casino Malaysia atas nama SYL, cek senilai Rp2 triliun, dan 12 pucuk senjata api dari rumah dinas Mentan.