Aku kisahkan kepada kalian
Tentang sebuah negeri tanpa mahkota
Tata sosialnya tanpa moral, tanpa etika
Tata hukumnya terbengkalai
Keadilan lemah lunglai
Negeri gemah ripah tapi rakyatnya rapuh
Kebohongan jadi bahasa persatuan
Di pusat kekuasaan
Pemilunya panggung para penipu
Saling menipu
Siapa paling Iblis melenggang ke singgasana
Malaikat berubah Iblis ketika masuk ke sana
Padahal dalam sejarah
Ini negeri potongan surga
Ditaruh Tuhan di lintasan Khatulistiwa
Sumber kehidupan bagi peradaban
Memang sulit dibayangkan
Ada satu bangsa tanpa kepemimpinan
Hanya ada lapisan elite pengecut
Yang rakus kekuasaan
Padahal tiada agama tanpa kelompok
Tiada kelompok tanpa kepemimpinan, dan
Tiada kepemimpinan tanpa pemimpin
(La diina illa bi jama’atin
wa la jamaa’ata illa bi imaamatin
wa laa imamata illa bi imamin)
Maka ketika datang rezim penjajah
Mereka berubah jadi para bedebah
Turut menjarah di saat rakyat susah
Iblis terus bertahta di singgasana
Nebar ancaman di mana-mana
Negeri bukan semata sedang tidak baik-baik
Ini negeri sudah jadi Republik of Fears
Negeri berselimut rasa takut
Presiden takut kehilangan kekuasaan
Ketua partai masuk koalisi karena takut
Masuk tahanan korupsi
Anggota legislatif takut masuk bui
Milih jalan serba pasif
Para Hakim ngucap mantra “Simsalabim!”
Agar sepasang cangkang gemoy
Bisa nembus tembok pilpres
Dalam cangkang itu Iblis ngangkang
Ngendalikan setiap langkah
Di bawah rakyat takut
Milih berdamai dengan penderitaan
Tutup mata terhadap penindasan
Sambil nunggu sepasang Ksatria langit
Turun ke bumi
Membawa musim semi