SAYANG saya tak kenal dengan Direktur Dinas Rahasia Israel.
Dari pemberitaan media, saya baca nama Direktur Dinas Rahasia Israel David Barnea.
Sudah 30 tahun bekerja di Mossad. Latar belakangnya prajurit Sayeret Matkal Israel atau Kopassus-nya Israel.
David Barnea ini juga disebut dalam pemberitaan pernah bertugas di Angkatan Udara Israel. Ia diangkat jadi Direktur Mossad sejak tanggal 1 Juni 2021 menggantikan Direktur Mossad yang lama, Yossi Cohen.
Kalau saja saya tahu bagaimana menghubungi Bapak, eh Mas, eh Bang David Barnea ini, atau saya bisa mengajaknya nongki nongki atau nongkrong sebentar di Cafe, saya akan mentraktir Boss Mata Mata Yahudi ini dengan menyuguhkan secangkir cappucino dan sepotong kue tiramishu.
Kalau saya bisa menghubungi atau menemui Direktur Mossad David Barnea, maka yang pertama kali akan saya lakukan adalah membuka aplikasi kalkulator dari HP Samsung saya.
Lalu saya tunjukkan ke hadapan David Barnea adalah angka pengurangan:
240 (orang sandera) - 103 (orang sandera) = 137 (orang sandera)
Kalau Boss Mata Mata Yahudi ini diam karena seolah ia pura pura tak mengerti angka yang saya maksud.
Maka saya akan memberikan kuliah gratis untuk David Barnea agar membuka borok kejahatan Perdana Menteri mereka yang bernama Benjamin Netanyahu.
Bahwa, saat awal pertama pertama disandera, total orang yang disandera adalah 240 orang.
Sejak akhir Oktober 2023, yaitu selama sebulan Direktur Mossad David Barena dan Direktur CIA William Burns sampai 4 kali harus bolak balik ke Doha, Qatar, guna merundingkan pembebasan sandera dengan difasilitasi oleh Perdana Menteri Qatar Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Hasil awal perundingan itu adalah HAMAS menyetujui draft pembebasan sandera yang diajukan Mossad dan CIA agar dalam masa 4 hari gencatan senjata, pada tiga hari pertama akan dibebaskan 80 orang sandera per hari.
Sehingga dalam 3 hari, seluruh sandera 240 orang BISA DIBAWA PULANG semua.
Tapi pada prakteknya, hanya 103 orang sandera yang dibebaskan dalam masa gencatan senjata 7 hari.
Dan tersisa 137 orang sandera yang masih ditahan.
Mari kita bahas lebih dalam, bagaimana reaksi dunia internasional terhadap perang yang sedang terus jadi mainan Penjahat Perang Benjamin Netanyahu.
Dewan Tertinggi Dewan Kerja Sama Negara Negara Teluk mengeluarkan pernyataan akhir KTT Teluk dalam sesi keempat puluh empatnya, yang diadakan hari Rabu 6 Desember 2023 di Doha, Qatar, yang menyatakan dukungan penuh mereka terhadap rakyat Palestina, kecaman mereka atas agresi Israel terhadap Jalur Gaza, dan seruan mereka agar Komunitas internasional segera menghentikan perang di Gaza, kemudian mereka memuji keberhasilan upaya Qatar, yang dilakukan dalam kemitraan dengan Mesir dan Amerika dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan untuk meringankan kondisi kemanusiaan yang tragis di Jalur Gaza, membebaskan sandera dan tahanan, dan mengizinkan masuknya konvoi kemanusiaan dan bantuan dalam jumlah yang lebih besar, termasuk bahan bakar untuk kebutuhan kemanusiaan.
Mengenai keikutsertaan Turki dalam KTT Teluk ke-44, Dewan Tertinggi pada KTT ini menyambut baik keikutsertaan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Presiden Republik Turki, sebagai tamu pada KTT Arab Teluk ke-44.
Dan saat berbicara di podium KTT Arab Teluk ini. Presiden Erdogan kembali menyampaikan kutukan terhadap Benjamin Netanyahu yang dusegutnya sebagai Penjagal Gaza.
Lalu sekarang ada yang bertanya, bagaimana nasib 137 sandera yang masih ditahan Hamas?
Nasib mereka yang masih belum jelas akibat propaganda dan aksi liar Netanyahu yang tampak sangat jelas ingin terus memperpanjang perang demi berkelanjutannya posisi dan jabatannya sebagai Perdana Menteri.
Sebab kalau tidak ada perang dan kalau tidak ada sisa sekitar 136 sandera yang tampaknya sengaja digantung nasibnya oleh Netanyahu, maka proses persidangan terhadap kasus-kasus korupsi bisa rutin lagi berlangsung dan akhirnya tiba pada sidang vonis pasti menyatakan bahwa Netanyahu bersalah dan akan mendapat vonis pidana kurungan.
Sekarang, saya ajak anda balik sedikit ke bagian awal tulisan saya soal Direktur Dinas Rahasia Israel, David Barnea namanya.
Setelah sebulan bersama sama dengan Direktur Dinas Rahasia CIA William Burns untuk berunding dengan Hamas difasilitasi Pemerintah Qatar dan didampingi urusan Pemerintah Mesir, saat ini upaya pembebasan sandera bertolak belakang dengan perundingan babak awal di akhir Oktober 2023.
Perundingan saat ini yang tetap diwakili Mossad dan CIA isinya malah jadi carut marut dan bopeng bopeng proses perundingannya.
Setelah sempat hasil perundingan itu perfecto alias sempurna hasilnya, dimana CIA dan Mossad berhasil membuat Hamas bersedia menyetujui draft pembebasan sandera untuk membebaskan 80 orang setiap hari selama 3 hari berturut turut sehingga seluruh sandera yang berjumlah 240 orang bisa diangkat semua untuk dibawa pulang.
Tapi apalah daya Direktur Mossad dan Direktur CIA, ibarat pepatah maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.
Kesepakatan yang PERFECTO tadi diacak acak oleh Penjahat Perang Benjamin Netanyahu.
Hanya hitungan jam sebelum pembebasan sandera dimulai, Penjahat Perang yang merupakan terdakwa dari 3 kasus korupsi di Israel, malah memerintahkan Direktur Mossad David Barnea MENANGKAP semua Pimpinan dan Pejabat Hamas yang sebulan ini berunding soal pembebasan sandera di Qatar.
Alhasil sandera yang dibebaskan pekan lalu selama 7 hari gencatan senjata, hanya visa membebaskan 103 orang sandera.
Saat ini tersisa sekitar 137 orang sandera yang masih ditahan Hamas.
Dan saat ini draft pembebasan sandera yang diajukan Mossad dan CIA isinya aneh bin ajaib.
Draft pembebasan sandera tersebut saat ini sudah ada di meja Pemerintah Qatar dan tentu di hadapan Para Pimpinan Hamas di Qatar.
Tidak cuma sekedar pembebasan sandera, dalam draft itu juga diminta agar Israel dapat menyita seluruh senjata Hamas dan relokasi rakyat Palestina dari Jalur Gaza.
Hak apa yang dimiliki Netanyahu sehingga Penjahat Perang ini merasa berhak menyita semua persenjataan Hamas dan sekaligus merasa berhak merelokasi alias memindahkan semua rakyat Palestina di Jalur Gaza ke tempat yang di inginkan Netanyahu?
Hey, who do you think you are?
Anda pikir anda siapa Mr Netanyahu?
Sudah jelas tambahan syarat itu adalah akal bulus dan kekurang-ajaran Netanyahu.
Pasti ia yang memerintahkan Mossad agar isi draft isinya harus seperti itu.
Israel, sampai detik ini, sudah MEMBUNUH sebanyak 15.889 orang rakyat Palestina di Jalur Gaza sepanjang perang.
Hampir 16 ribu orang sudah dibunuh Penjahat Perang Netanyahu.
Sehingga Emir Qatar Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani menyebut kelakuan Israel ini adalah GENOSIDA.
Kemudian Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an berkala kali menyebutkan bahwa Netanyahu adalah Penjagal Gaza.
Maka, dengan sudah membunuh hampir 16 ribu orang semua mau Penjahat Perang Netanyahu ini, sekali lagi ia lantas diseret dan diajukan ke Pengadilan Internasional sebagai PENJAHAT PERANG.
Satu yang penting di garis-bawahi disini bahwa gertakan penjahat perang Netanyahu agar seluruh Pimpinan Hamas di mancarnegara harus ditangkap oleh Mossad, adalah cuma taktik murahan Netanyahu agar PERANG jangan sampai berakhir maka Hamas diprovokasi.
Penjahat Perang Netanyahu sudah saatnya ditumbangkan dan dibuat KO oleh komunitas internasional.
Salah satunya dengan secepatnya memasukkan gugatan ke Pengadilan Internasional untuk menperkarakan bahwa Netanyahu adalah penjahat perang. Dan dalam hitungan tercepat Pengadilan Internasional pun perlu segera mengeluarkan surat penangkapan terhadap Netanyahu dengan didukung sepenuhnya oleh Dewan Keamanan PBB dan PBB secara keseluruhan.
Sebab, perintah liar Netanyahu agar semua Pimpinan Haams di mancanegara harus ditangkap, dampaknya akan sangat buruk bagi tujuan gencata senjata permanen antara Israel dan Hamas di Gaza.
Sekali lagi, perang ini harus dihentikan !
Walau Netanyahu sedang sembunyi dibalik PERANG ini agar dia jangan diadili dalam sidang-sidang korupsinya dan supaya dia tidak didemo oleh rakyat Israel setiap hari yang bertekat semuanya untuk menggulingkan Netanyahu
Terakhir, dengan ketulusan hati, saya mengetuk hati seluruh Pimpinan Hamas di Doha Qatar, sudilah kiranya membebaskan seluruh sandera yang saat ini masih tersisa sebanyak 137 orang.
Biarkan mereka pulang ke rumah dan ke negara mereka masing masing.
Penulis adalah wartawati senior yang pernah bekerja sebagai jurnalis di Radio Elshinta, Radio Ramako, Radio Trijaya FM, Voice of America (VOA), Inilah.com dan RMOL. Meliput di ABRI (kini TNI) sejak 1993 dan Polri sejak 2005 hingga saat ini.