Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

AS Bantah Wabah Pneumonia di Ohio Sama dengan di China

RABU, 06 DESEMBER 2023 | 16:16 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam beberapa hari terakhir, otoritas kesehatan Ohio Amerika Serikat melaporkan jumlah kasus pneumonia pada anak-anak berusia 3 hingga 14 tahun melonjak hingga 145 kasus.

Distrik Kesehatan Warren County dalam sebuah pernyataan pada Rabu (6/12), menyebutkan bahwa kenaikan kasus telah terjadi sejak Agustus lalu dan sudah disebut sebagai wabah karena volume kasusnya di atas rata-rata.

Kenaikan kasus pneumonia pada anak di Ohio hadir bersamaan dengan laporan kasus penyakit yang sama di China yang ditemukan sejak Oktober lalu.


Kendati demikian, pihak Ohio membantah jika wabah yang mereka hadapi saat ini memiliki hubungan dengan apa yang terjadi di China.

Dokter di Departemen Kesehatan Warren County, Clint Koenig mengatakan wabah pneumonia yang terjadi di Ohio disinyalir terjadi sebagai bagian dari musim flu, kemudian diperburuk oleh pencabutan pembatasan Covid-19.

“Kami tidak memiliki bukti apa pun yang menghubungkannya dengan wabah apa pun di seluruh negara bagian atau internasional,” tegasnya, seperti dimuat The Independent.

Dia juga menekankan bahwa virus yang menyerang anak-anak Ohio bukan jenis baru, melainkan telah lama beredar di AS. Terlebih lagi, wabah pneumonia dengan virus tersebut tidak pernah mencatatkan kematian.

Otoritas kesehatan di AS telah melakukan kontak dengan rekan-rekan mereka di China. Namun, para ahli medis menyimpulkan bahwa wabah di Ohio tampaknya dipicu oleh campuran virus pernapasan yang biasa terjadi selama musim dingin yang semuanya sebelumnya beredar di AS.

“Berdasarkan penilaian sementara kami, kami melihat tren musiman. Tidak ada yang tampak luar biasa, tapi kami terus melakukan pemantauan,” kata juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Distrik Warren County Heath mengatakan jenis patogen utama yang terdeteksi sejauh ini adalah streptococcus pneumonia, adenovirus, dan mycoplasma pneumonia.

Sementara itu, kasus yang terjadi di China yang dilaporkan ialah mencakup penyakit pernapasan seperti influenza, rhinovirus, dan pneumonia mikoplasma.

Kasus pneumonia mikoplasma juga menyebar di Denmark, mencapai tingkat epidemi dan mencatat 541 kasus baru pada akhir pekan lalu, menurut kelompok penelitian Kementerian Kesehatan Denmark.

Mengutip laporan NBC, pneumonia mikoplasma digambarkan sebagai “sindrom paru-paru putih,” karena pemutihan paru-paru yang terlihat pada rontgen pasien pneumonia.

Infeksi bakteri seperti pneumonia mikoplasma cenderung muncul kembali setiap tiga hingga tujuh tahun di AS, dan kasusnya meningkat pada bulan-bulan musim dingin.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya