Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Menang Gugatan PKPU, Waskita Karya Siap Teruskan Pembangunan Nasional

RABU, 06 DESEMBER 2023 | 14:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perusahaan plat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk, lolos dari gugatan yang menjeratnya bertubi-tubi.

Satu dari 7 gugatan atas perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) akhirnya dimenangkan dalam persidangan di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sementara 6 lainnya berakhir damai.

Majelis hakim dalam amar putusan terhadap perkara No. 267/Pdt.Sus-PKPU/2023/PN.Niaga.Jkt.Pst, dengan tegas menolak permohonan PKPU tersebut yang didasarkan Ketentuan Pasal 223 UU Kepailitan dan PKPU. Waskita Karya selaku Termohon merupakan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik, sehingga yang dapat mengajukan PKPU adalah Kementerian Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) UU Kepailitan dan PKPU.

“Menolak Permohonan PKPU yang diajukan Pemohon (PT Bukaka Teknik Utama Tbk), dalam Perkara No. 267/Pdt.Sus-PKPU/2023/PN.Niaga.Jkt.Pst. dengan pertimbangan bahwa menurut Majelis Hakim, Termohon PKPU (PT Waskita Karya Tbk) dapat dikualifikasikan sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik, sehingga Permohonan PKPU terhadapnya hanya dapat diajukan oleh Kementerian Keuangan atau atau atas izin Kementerian Keuangan,” ujar Hakim saat membacakan putusannya.

Dalam hal ini yang dapat mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang adalah lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) yaitu Kementerian Keuangan atau atas izin Kementerian Keuangan.

Kuasa Hukum Waskita Karya, Fernandes Raja Saor, dari Kantor Hukum Fernandes Partnership menyatakan, dengan ditolaknya Permohonan PKPU tersebut merupakan bentuk keberhasilan bersama antara Tim PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan Kuasa Hukumnya dalam menyusun dalil-dalil dan membuktikan fakta hukum yang sebenarnya terjadi.

"Sejak awal, tim kuasa hukum bersama Waskita Karya berkomitmen untuk memenangkan perkara tersebut. Karenanya kami mempersiapkan bukti-bukti, pengajuan saksi ahli, serta jawaban secara maksimal," ujar Fernandes, dalam keterangan persnya, di Jakarta, pada Selasa (5/12).

Pertimbangan Majelis Hakim dalam menolak Permohonan PKPU merupakan salah satu dalil yang telah disampaikan dalam persidangan. Sejatinya, masih banyak fakta hukum yang telah disusun guna memperkuat kedudukan Waskita Karya.

Salah satunya, utang yang didalilkan Pemohon PKPU tidak bersifat sederhana dan tidak dapat ditagihkan, karena masih terdapat sengketa terhadap utang tersebut.

"Utang yang didalilkan oleh Pemohon PKPU tidak sederhana, karena saat ini masih terdapat dispute (selisih perhitungan) yang kemudian akan ditindaklanjuti permintaan review atas perhitungan oleh Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP)," ungkapnya.

Selain itu, tagihan yang didalilkan oleh Pemohon PKPU tidak bersifat sederhana karena bukan merupakan piutang yang dimiliki oleh Pemohon PKPU secara pribadi, dan utang yang didalilkan bukan merupakan milik Termohon PKPU secara pribadi.

Pemohon PKPU tidak mengajukan kreditur lain sehingga tidak memenuhi Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran.

"Permohonan PKPU yang ditujukan kepada Termohon PKPU sebagai BUMN, yang bergerak di bidang kepentingan publik, berdasarkan Pasal 2 ayat (5) UU No. 37/2004 adalah tidak dibenarkan secara hukum dan tidak dapat dilaksanakan/dieksekusi (non executable), di mana bukan merupakan semangat dari UU No.37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU," tegas Fernandes.

Putusan PKPU yang memenangkan Waskita Karya ini layak menjadi contoh terhadap perusahaan-perusahaan BUMN di masa yang akan datang, di mana sebuah perusahaan BUMN diajukan sebagai Termohon PKPU perlu dipertimbangkan kembali karena perusahaan tersebut dibentuk demi kepentingan publik.

Kemenangan ini membuktikan komitmen Waskita Karya yang terus mendukung pembangunan yang gencar dilakukan Pemerintah. Keputusan ini merupakan bukti keberhasilan Waskita Karya dalam menangkis gangguan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Dengan kemenangan ini diharapkan PSN akan kembali berjalan dengan baik tanpa ada gangguan apa pun," tutup Fernandes.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya