Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tegas Tolak Yuridiksi ICJ, Venezuela Bakal Gelar Referendum di Wilayah Guyana Essequibo Hari ini

MINGGU, 03 DESEMBER 2023 | 09:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sebuah referendum akan digelar oleh Venezuela pada Minggu (3/12) untuk memperkuat klaimnya atas wilayah sengketa kaya minyak Guayana Essequibo yang saat ini dikuasai oleh tetangganya, Guyana.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (2/12), Pemerintah Republik Bolivarian  Venezuela menegaskan bahwa pihaknya akan tetap melakukan referendum sebagai bagian dari perlawanan mereka terhadap Guyana yang menyeret kasus sengketa mereka ke Mahkamah Internasional (ICJ).

"Kami menolak perintah ICJ sehubungan dengan tindakan sementara yang tidak biasa dan intervensionis yang diminta oleh Republik Koperasi Guyana terhadap referendum konsultatif yang dijadwalkan pada 3 Desember 2023," tegasnya.

Venezuela kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak mengakui ICJ, sebab satu-satunya hukum yang digunakan dalam penyelesaian sengketa Guayana Esequibo hanya Perjanjian Jenewa.

"Kami akan tegas mempertahankan pembelaan terhadap legalitas internasional dan Perjanjian Jenewa sebagai satu-satunya instrumen hukum yang memungkinkan tercapainya solusi praktis dan memuaskan bagi kedua belah pihak, melalui negosiasi yang bersahabat, politis, dan damai," tambahnya.

Referendum hari Minggu (3/12) mencakup lima pertanyaan, termasuk usulan pembentukan provinsi Venezuela yang disebut "Guyana Essequibo", yang memberikan kewarganegaraan Venezuela kepada penduduknya, serta seruan untuk menolak yurisdiksi ICJ.

Presiden Nicolas Maduro mengharapkan hasil yang sangat positif dan memperkuat klaimnya.

“Terserah pada kita untuk mengibarkan bendera Essequibo dan memulai fase baru dalam pemulihan bersejarah negeri ini,” kata Maduro kepada massa dalam rapat umum di ibu kota Venezuela, pada Jumat (1/12).

Ketegangan di Guyana Essequibo meningkat sejak Guyana menerima tawaran untuk beberapa blok eksplorasi minyak lepas pantai September lalu, dan setelah penemuan minyak besar baru diumumkan pada bulan Oktober. Cadangan minyak bumi di wilayah ini sama dengan Kuwait, dengan cadangan per kapita tertinggi di dunia.

Venezuela telah mengklaim wilayah yang luas ini selama beberapa dekade, bahkan ketika wilayah seluas 160.000 kilometer persegi mewakili lebih dari dua pertiga wilayah Guyana, dan populasinya yang berjumlah 125.000 jiwa merupakan seperlima dari total wilayah Guyana.

Caracas berpendapat bahwa Sungai Essequibo di sebelah timur wilayah tersebut adalah perbatasan alami antara kedua negara, sebagaimana dideklarasikan pada tahun 1777 di bawah kekuasaan Spanyol, dan bahwa Inggris secara keliru mengambil alih tanah Venezuela pada abad ke-19.

Guyana, bagaimanapun, menegaskan bahwa perbatasan tersebut ditetapkan pada era kolonial Inggris dan dikonfirmasi pada tahun 1899 oleh pengadilan arbitrase. ICJ telah memvalidasi temuan ini.

Guyana telah meminta ICJ untuk memblokir referendum Venezuela, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan pelanggaran hak-hak internasional.

Pada Jumat (1/12), ICJ meminta Venezuela untuk tidak mengambil tindakan yang akan mengubah tanah yang disengketakan. Lembaga internasional itu tidak secara spesifik menyebutkan referendum dan Caracas telah berjanji untuk tetap melanjutkannya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya