Berita

Ribuan warga Kota Pekalongan mengikuti Aksi Solidaritas Palestina di Lapangan Mataram, Minggu (12/11)/RMOLJateng

Politik

Wapres Ingatkan Gerakan Boikot Jangan Salah Alamat

SABTU, 25 NOVEMBER 2023 | 14:39 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Masyarakat Tanah Air yang mengikuti gerakan Boikot, Divestasi dan Saksi (BDS) diimbau untuk berhati-hati agar kegiatan tersebut tidak salah alamat. Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden RI, Maruf Amin menyusul kemungkinan adanya produk lokal yang justru terkena boikot.

"Yang dikhawatirkan oleh wakil presiden adalah jangan sampai melakukan boikot yang salah alamat," kata Jurubicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi dala keterangan tertulisnya, Sabtu (25/11).

Pemerintah, kata dia, berencana mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh kementerian terkait, seperti perdagangan, industri dan ekonomi untuk memberikan bimbingan mengenai produk-produk yang diboikot.

Sebab Wapres khawatir, gerakan boikot yang salah sasaran berdampak pada peningkatan tingkat pengangguran. Hal tersebut berkaitan dengan potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang mungkin terjadi akibat gerakan boikot.

"Jadi saya harus dipilah mana pemboikotan itu mesti dilakukan, mana negara yang juga selama ini berdiplomasi dengan baik. Tetapi di sisi yang lain, jangan menimbulkan korban-korban yang tidak kita inginkan bersama," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily mengamini gerakan BDS dilakukan untuk melemahkan perekonomian Israel. Gerakan merupakan bentuk simpati dan kemarahan publik menyusul agresi militer Israel ke tanah Palestina.

Namun demikian, perlu ada kejelasan atas produk-produk yang dinilai memiliki afiliasi terhadap Israel. Menurutnya, semua pihak harus mengidentifikasi secara jelas agar jangan sampai ada produk dalam negeri yang justru terkena boikot.

"Ada pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan bagian dari persaingan dagang, akhirnya 'sudah ini produk yang Israel', sehingga kemudian dimanfaatkan untuk menjatuhkannya," katanya.

Salah satu korban dari momentum BDS adalah Aqua yang dituding sebagai produk terafiliasi Israel. Padahal, Aqua merupakan produk yang sepenuhnya berisi tenaga kerja dan sumber daya Indonesia.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya