Berita

Ilustrasi: Presiden Jokowi, Megawati dan Ganjar Pranowo/Setpres/PDIP/Syaiful Amri/Disway.id

Dahlan Iskan

Catat Sejarah

KAMIS, 23 NOVEMBER 2023 | 06:50 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

JANGAN-JANGAN sudah banyak yang lupa: salah satu tugas media adalah pencatat sejarah.

Media mencatat: "cinta pertama" Jokowi adalah Ganjar Pranowo. Ia tahu pengganti dirinya harus dari PDI-Perjuangan. Harus nasionalis. Tapi juga harus punya potensi terpilih. Dan yang terpenting: harus mau meneruskan program pembangunannya.

Ganjar ia nilai memenuhi tiga syarat itu. Tapi ia tahu tidak mudah mengawinkan Ganjar. Pelaminannya milik Megawati Soekarnoputri.

Media mencatat: Megawati menginginkan pelaminan itu untuk Mbak Puan, putrinya.

Media mencatat: Mbak Puan hanya memenuhi satu dari tiga syarat di atas: syarat pertama. Syarat kedua masih jauh. Syarat ketiga masih belum tentu.

Media mencatat: Jokowi ingin memaksakan Ganjar naik pelaminan. Lewat cara yang pernah ia tapaki: popularitas-elektabilitas Ganjar harus tertinggi. Ganjar harus terus bergerak. Jokowi membantu pergerakan itu. Ganjar pun kian populer.

Media mencatat: Megawati tidak berkenan dengan manuver Ganjar. Dianggap mencuri start. Disindir-sindir. Sampai tidak diundang dalam pertemuan partai. Tapi Ganjar terus bergerak. Pendukungnya kian besar. Kian fanatik. Sampai Ganjar dianggap kian mbalelo pada partai. Bahkan dianggap bukan lagi banteng. Sudah jadi celeng.

Media mencatat: sebagian pendukung menginginkan Ganjar tidak surut. Kalau perlu melawan. Jokowi juga terus mempromosikannya. Pendukung Ganjar pun sampai membuat reaksi: gerakan celeng. Lagu Celeng Degleng pun viral.

Media mencatat: popularitas Ganjar naik terus. Popularitas Mbak Puan seperti berhenti di sekitar 2 persen.

Media mencatat: tiba-tiba Megawati menaikkan Ganjar ke pelaminan. Justru di hari kejepit: menjelang Lebaran. Jokowi pun sudah telanjur pulang ke Solo. Mau Lebaran di kampung halaman.

Media mencatat: Jokowi seperti sangat buru-buru datang ke depan pelaminan itu. Lalu buru-buru pula pulang ke Solo. Sudah mepet Lebaran.

Media mencatat: pulang dari pelaminan Jokowi satu mobil dengan Ganjar. Juga satu pesawat.  Pembicaraan sangat pribadi tentu terjadi sepanjang perjalanan yang begitu jauh. Begitu lama.

Media TIDAK mencatat: apa isi pembicaraan di mobil dan di pesawat tersebut. Inilah peristiwa sejarah penting yang tidak ada di catatan media.

Tentu tidak mudah media mengendusnya. Satu-satunya yang mendengar pembicaraan itu hanyalah ajudan presiden. Itu pun duduknya di kursi depan. Tentu ada juga sopir. Tapi konsentrasinya di jalan raya.

Kesan publik yang dimunculkan di media: keduanya baik-baik saja. Buktinya pulang dari pelaminan satu mobil. Bahkan satu pesawat.

Maka satu rantai catatan sejarah pun bogang. Ibarat susunan gigi, ada satu gigi yang masih hilang.

Mungkin Ganjar yang akan mengungkapkannya. Kelak. 30 tahun lagi. Atau mungkin Jokowi sendiri tidak lama lagi. Atau sepenggal sejarah itu hilang mereka bawa mati.

Rumor yang justru mencatatnya: sebelum ke pelaminan itu Ganjar menandatangani semacam piagam kesetiaan hanya kepada Megawati -- sebagai ketua umum partai. Tapi rumor bukan catatan sejarah. Bukan kebenaran.

Apalagi rumor tidak ada yang berbentuk catatan. Ia beredar luas di kalangan politisi. Dalam bentuk bisik-bisik. Tidak bisa dipastikan kebenarannya. Belum ada media yang mengubahnya menjadi catatan sejarah.

Media mencatat: Erick Thohir termasuk yang dipromosikan oleh Jokowi menjadi salah satu calon wakil presiden. Seperti juga Ganjar, Erick pun bergerak ke mana-mana. Ke segala arah. Sampai ikut ujian untuk dapat status anggota Banser -- bersertifikat. Juga sampai ke toilet-toilet rest area. Pun sampai bilik-bilik ATM.

Tingginya popularitas Ganjar ditambah dukungan Erick lewat Banser dan bintang sembilannya, ditambah lagi logistiknya, bisa jadi hanya perlu satu putaran Pilpres. Dengan demikian PDI Perjuangan tetap berkuasa, program Jokowi berlanjut.

Tapi sejarah punya maunya sendiri. Megawati punya mau sendiri.

Kemauan Jokowi pun kalah.

Tapi ia punya mau.

Media mencatat: kita kembali punya tiga pasangan capres-cawapres. Kembali boros. Kembali berlarut. Memperpanjang ketidakpastian.

Media TIDAK mencatat: benarkah Jokowi masih punya usaha terakhir: yakni menggabungkan Prabowo (capres) dan Ganjar (cawapres). Rumornya sangat luas. Tapi tidak ada catatan di media apakah itu benar. Apalagi Ganjar sudah telanjur naik pelaminan sebagai capres.

Kesadaran media sebagai pencatat sejarah terlihat menurun. Jangan-jangan ini akibat pengaruh medsos yang serbainstan.

Jangan-jangan medsos juga yang membuat orang lupa salah satu fungsi media adalah pencatat sejarah. Media seolah sudah berubah menjadi alat fitnah-fitnah yang dahsyat. Padahal fitnah lebih kejam daripada bukan fitnah.


Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya