Berita

Puluhan ribu kepala desa dan perangkatnya berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu (19/3) untuk memperingati Hari Desa Nasional/Net

Publika

Lurah dan Penjabat Kepala Daerah, Jangan Pertaruhkan Karir Anda

OLEH: R KHOLIS MAJDI
KAMIS, 23 NOVEMBER 2023 | 04:53 WIB

LURAH dan kepala desa dikumpulin. Ada oknum yang sengaja menjualnya. Tawarkan sana sini. Kumpulin, datangkan paslon A. Minta sekian. Harga nggak cocok. Kumpulin lagi, datangkan paslon B. Minta segini. Nggak cocok lagi. Kumpulin lagi, datangkan paslon C. Cari harga yang pas. Cocok, eksekusi.

Beberapa tokoh telepon. Bicarakan oknum ini. Katanya, biasa jualan. Cari duit dengan menjual lurah dan kepala desa. Janjikan dukungan kepada paslon. Pastinya tidak semua lurah dan kepala desa datang. Kenapa masih banyak yang mau datang? Aku mau nanya anda: kalau anda diundang seseorang, lalu uang transport dan isi amplopnya menarik, apa anda nggak mau datang? Bisa juga buat nuruti rasa penasaran. Apa sih yang dimaui capres?

Nggak bahaya tah? Ya bahaya banget. Kalau lurah dan kepala desa itu dukung paslon tertentu. Resmi mereka dukung. Dukungan resmi. Ada deklarasinya, ada tanda tangannya. Ada pakta integritasnya. Terus kalah, bagaimana nasib mereka? Pastinya, paslon yang menang tahu siapa lurah dan kepala desa yang menggunakan kewenangannya untuk dukung paslon yang kalah itu. Ini sangat berisiko. Terutama risiko karir mereka.

Timses lawan pasti mencatat siapa lurah dan kepala desa yang menggunakan jabatannya untuk mendukung paslon tertentu. Dicatat baik-baik namanya. Lurah mana, atau penjabat kepala desa dimana. Mereka di-profiling satu persatu. Identitasnya dicatat.

Bisa jadi lurah dan kepala desa dalam tekanan. Takut dicari kesalahannya. Takut tidak dapat dana bantuan desa. Kalau statusnya seperti ini, perlu cara cerdas menyikapinya. Diajak pertemuan tetap datang. Tapi tidak ikut kampanye. Datang ya datang saja. Kasih transport dan isi amplop, terima saja. Anggap saja rezeki nomplok. Nikmati saja. Tapi hari-hari tetap netral.

Gerakan lurah dan kepala desa diawasi dan dipantau oleh timses yang lain. Bukan Bawaslu. Masyarakat nggak begitu yakin Bawaslu kerja dengan baik. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap KPU dan Bawaslu yang lemah ini, membuat mereka melakukan pengawasan sendiri. Khususnya pengawasan dari timses dan para relawan. Mereka bawa handphone. Potret semua gerakan lurah dan kepala desa. Mereka catat satu persatu. Kalau lurah dan kepala desa dukung paslon tertentu dan kalah, ini jadi berabe. Nasib karir mereka terancam, karena mereka melanggar aturan. Ada sanksi yang mereka akan hadapi setelah pemilu selesai.

Berlaku juga buat penjabat gubernur, bupati dan walikota. Mereka dipilih, konon katanya ada tugas tertentu. Kalau tugas itu melampui kewenangan, seperti ikut memenangkan paslon tertentu, ini bisa jadi gali lubang kubur sendiri. Iya kalau paslon yang didukung menang. Kalau kalah, ya bahaya sekali. Bahaya buat karir mereka, para Pj kepala daerah. Ada 271 Pj kepala daerah. Harus netral. Jangan bunuh diri. Karir anda masih panjang.

Anda netral, ada dua keuntungan. Pertama anda akan aman. Aman sampai selesai pilpres. Kedua, anda nggak repot. Mendingan anda urus rakyat dengan otoritas di tangan anda. Layani sebaik mungkin. Rakyat simpati, anda bisa nyalon kepala daerah di Pilkada 2024.

Lurah, kepala desa dan Pj kepala daerah, jangan terjebak dan menjebakkan diri ke Pilpres 2024. Sangat berbahaya buat kalian. Kalian aman kalau netral.

Penulis adalah pemerhati sosial politik




Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya