Berita

Tiga pasangan capres-cawapres kontestan Pilpres 2024/Ist

Publika

Strategi Politik Membingungkan di Pilpres 2024

OLEH: ADIAN RADIATUS
SENIN, 20 NOVEMBER 2023 | 04:01 WIB

SEBAGAI rakyat yang bersikap kritis analitis tentu akan mendapati pola yang tidak lazim dalam menelisik cara para elite partai membangun panggung kontestasinya melalui capres/cawacapres di Pilpres 2024.

Hal ini dimulai oleh Partai Nasdem, di mana parpol pimpinan Surya Paloh itu seakan tampil sebagai 'penyelamat', ketika Anies Baswedan seperti sedang 'dibidik' Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dengan mengangkatnya sebagai calon presiden.

Kemudian kita saksikan capres yang seakan terpaksa "dicomot" kembali menyusul ketegangan di internal PDIP mengenai capres yang akan diusung. Hal ini buntut adanya petinggi PDIP yang bersuara "apa prestasi Ganjar?"


Kita memudian menyaksikan justru Ganjar Pranowo sebagai petugas partai ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden, demikian Megawati membacakan keputusan PDIP.

Proses yang cukup seru pula terjadi ketika capres Prabowo Subianto yang begitu hangat duet dengan Muhaimin Iskandar, justru hengkang menjadi pendamping Anies.

Di tengah intrik-intrik tarik ulur di antara partai-partai besar yang menyatukan diri sebagai koalisi Gerindra, malah bersedia "mengalah" oleh arahan "tak berwujud namun nyata terasa" dengan mengusung putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming sebagai cawapres pendamping Prabowo.

Berat, berat, memang berat rasanya bagaimana seorang rakyat yang mau memilih lewat analisa fakta dan empiris malah menemukan tiga titik "keanehan", kalau tak mau dibilang "kerancuan" ketika paslon yang satu seperti "pegawai" ketua umumnya.

Sementara yang satunya jelas-jelas petugas partai dengan tingkat pembatasan yang pastinya lebih super ketat dibanding petugas yang saat ini tampaknya "mbalelo" berpasangan dengan tokoh yang gagah saat bicara, namun melunak jinak setelahnya.

Lain lagi dengan capres yang sebenarnya punya kekuatan leadership yang bagus namun harus menerima "tumpangan" anak muda lewat heboh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai cawapresnya.

Menurut penelitian secara amatir namun netral, hal ini membuat hengkang sekitar delapan persen pemilih yang awalnya sudah 'sreg' dan menghilangkan hampir separuh pemilih berdasarkan simpatik yang tinggi menjadi berpikir dan menimbang ulang.

Entah bagaimana sebenarnya tujuan paling mendasar para pelaku politik kenegaraan ini, seakan lebih mempertunjukan politik praktis kepada perebutan kekuasaan semata-mata. Maka tak salah bila dikatakan ada kerusakan struktural dalam sistem demokrasi yang berlangsung sejak amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan secara pola liberalisasi ketimbang Pancasilasasi.

Kini strategi perekrutan kepemimpinan nasional oleh partai-partai menjadi tampak membingungkan publik. Tentu saja pemikiran dan kehendak menyelamatkan pola demokrasi dan politik beradab tinggi Indonesia adalah menyelamatkan amanat penderitaan rakyat dengan mengembalikan UUD 1945 Asli 18 Agustus 1945 ke kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal ini penting agar yang terpilih dapat melakukannya tanpa keraguan senila pun demi kehidupan sejahtera rakyat seperti (biasa) janji manisnya.

Penulis adalah pemerhati sosial politik



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya