Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Sepanjang Masyarakat Belum Bisa Memilah Informasi, Hoax dan Black Campaign Sulit Dihindari

MINGGU, 19 NOVEMBER 2023 | 07:12 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemilu 2024 yang tinggal beberapa bulan lagi masih tetap dibayangi potensi hoax black campaign. Pasalnya, masyarakat masih belum bisa memilah dengan baik setiap informasi yang mereka terima.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra, hoax dan black campaign khususnya di media sosial sulit dihindari. Sebab, materi negatif tersebut cenderung diproduksi secara profesional oleh pihak-pihak tertentu.

"Dalam kampanye itu membuat timses termasuk simpatisan akan terbawa untuk membangun opini-opini yang jelas tidak benar tapi punya daya rusak luar biasa kepada kandidat,” kata Dedi dalam keterangannya, Sabtu (18/11).

Ditambahkan Dedi, produsen-produsen itu bertujuan untuk mendegradasi lawan politik agar semakin tidak dipilih oleh masyarakat. Dengan begitu, mereka akan lebih leluasa mengampanyekan jagoan politiknya agar bisa semakin besar dipilih oleh publik.

"Kita tidak bisa menghindari hoax dan black campaign, karena memang ada tabel marketnya. Sepanjang masyarakat tidak bisa dimandirikan menyerap informasi, maka selama itu hoax dan disinformasi akan muncul," tutur pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Senada dengan Dedi, pegiat media sosial dari Cyber Indonesia, Farhana Nabila Hanifah berpandangan, hoax pada 2024 akan masih terbuka lebar untuk terus menyebar. Hanya saja, dia melihat perkembangan yang ada saat ini, hoax cenderung tidak terlalu berdampak pada kehidupan politik khususnya kaum muda Indonesia.

"Pengalaman 2019 lalu, saya sebagai pengguna sosmed dan pemerhati melihat bahwa 2023 saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai pintar memilah mana isu hoax, polarisasi, dan sebagainya," kata Nabila.

Sementara itu, Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah mengatakan, kunci kebahagiaan Pemilu 2024 sejatinya ada di elite politiknya. Apakah mereka akan selalu menghalalkan segala cara untuk bisa meraih kemenangan, atau lebih mengedepankan penerapan nilai untuk ajang demokrasi lima tahunan ini.

"Kita sudah mengalami berbagai momentum demokrasi, bukan soal pilpres tapi juga pilkada. Yang mengkhawatirkan adalah semua tokoh elite politik dalam berkuasa menghalalkan segala cara. Padahal nilai-nilai jauh lebih penting ketimbang kekuasaan," tegas aktivis 98 ini.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya