Berita

Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Arjuna Putra Aldino/Istimewa

Politik

GMNI Minta DPR Awasi Penggunaan Laba Ditahan BUMN yang Potensial Disalahgunakan Jelang Pilpres 2024

SABTU, 18 NOVEMBER 2023 | 23:19 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, penggunaan fasilitas negara untuk memenangkan salah satu kandidat dalam kontestasi pemilu perlu menjadi sorotan. Belajar dari menyeruaknya kasus konflik kepentingan yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK), maka seluruh pihak perlu mengawasi penggunaan fasilitas negara lainnya yang menguntungkan salah satu pasangan kandidat.

Salah satu yang menjadi sorotan DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah rawannya penyalahgunaan laba ditahan BUMN. Menjadikan BUMN sebagai sapi perah politik dan sumber pendanaan untuk memenangkan salah satu paslon.

Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino menyampaikan, selama ini belum ada payung hukum tentang besaran dividen yang harus disetorkan dan besarnya laba ditahan BUMN. Maka menurut Arjuna, BUMN rawan menjadi sapi perah menjelang kontestasi pemilu yang membutuhkan biaya besar.

“Selama ini belum ada payung hukum soal besarnya laba ditahan. Celah ini bisa menjadi pintu masuk untuk menjadikan BUMN sebagai sapi perah politik,” ucap Arjuna kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (18/11).

Arjuna melanjutkan, berdasarkan temuan, ada sejumlah BUMN yang memiliki laba ditahan yang cukup jumbo. Di antaranya BRI Rp207,2 triliun (30 September 2023), Bank Mandiri Rp175,9 triliun (30 September 2023), PLN Rp110,9 triliun (30 Juni 2023).

Kemudian BNI Rp99,1 triliun (30 September 2023), Telkom Rp98 triliun (30 September 2023), Pertamina Rp57,1 triliun (31 Desember 2022), Pupuk Indonesia Rp15,21 triliun (31 Desember 2022), Antam Rp13,5 triliun (30 September 2023), dan PGN Rp2,9 triliun (30 September 2023).

Untuk itu, Arjuna meminta DPR membentuk Panja BUMN untuk mengawasi laba ditahan BUMN agar tidak disalahgunakan menjadi dana kampanye salah satu kandidat. Pasalnya, dikhawatirkan laba ditahan ini dibungkus dengan bentuk biaya operasional, CSR, atau investasi. Dimanfaatkan untuk dana kebutuhan kampanye dengan teknis transaksi dan pelaporan keuangan yang diotak-atik.

“Kami usul adanya Panja BUMN. Pasalnya rawan penyalahgunaan retained earnings dengan bungkus biaya operasional, CSR, atau investasi, padahal untuk dana kampanye. Ini aspirasi rakyat untuk menyelamatkan uang rakyat,” tambah Arjuna.

Apalagi, menurut Arjuna, akhir-akhir ini di mana momen Pemilu 2024 kian dekat, banyak terjadi pergantian jajaran pengurus dan direksi BUMN yang perlu mendapatkan pengawasan ekstra dari wakil rakyat. Terlebih BUMN memiliki perputaran uang yang begitu besar, baik dari belanja modal maupun belanja operasional.

“Kita harus memastikan medan pertempuran itu adil. Jangan ada yang diuntungkan karena ada kucuran dana dari BUMN yang dibungkus dengan berbagai macam bentuk. Itu nanti ada yang mampu pasang baliho berjuta-juta se-Indonesia sampai pelosok desa, ada yang balihonya bisa dihitung jari. Jangan sampai terjadi seperti itu,” tutur Arjuna.

Ditambahkan Arjuna, upaya mengeruk uang dari BUMN kini tidak memakai cara-cara bodoh dan konvensional, tapi dengan modus-modus yang canggih. Baik dengan aksi korporasi maupun dibungkus dengan pembiayaan agenda formal yang dikaitkan dengan hari-hari nasional atau acara informal lain.

Untuk itu, Arjuna menegaskan, perlu adanya Panja BUMN sebagai bagian untuk memastikan penyelenggara negara bersikap netral menghadapi kontestasi pemilu.

“Jadi Panja BUMN adalah bagian dari kita menjaga pemilu itu biar jurdil. Agar pejabat tinggi negara termasuk bos BUMN tidak menyalahgunakan kewenangannya. Ini aspirasi untuk mengantisipasi,” tutup Arjuna.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya