Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Fitch Ratings Ramalkan Masa Depan Buruk Ekonomi Global

SELASA, 14 NOVEMBER 2023 | 09:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pecahnya konflik di Timur Tengah akan mengganggu pasokan minyak dan selanjutnya merugikan pertumbuhan ekonomi global pada 2024.

Hal itu diungkapkan Fitch Ratings dalam sebuah laporan yang dirilis Jumat (10/11). Badan tersebut menguraikan skenario potensial dengan harga minyak yang lebih tinggi dari perkiraan, yang diperkirakan akan membatasi pertumbuhan PDB dunia sebesar 0,4 poin persentase pada tahun depan.

Perkiraan Fitch sebelumnya menunjukkan bahwa harga minyak rata-rata akan mencapai 75 dolar AS per barel pada tahun 2024 dan 70 dolar AS pada tahun 2025. Namun, konflik di Timur Tengah telah mengubah semua itu.


“Skenario kami mengasumsikan bahwa, karena pembatasan pasokan, harga minyak rata-rata 120 dolar AS/bbl pada tahun 2024 dan 100 dolar AS/bbl pada tahun 2025,” tulis Fitch, seperti dimuat RT, Senin (13/11).

“Harga minyak yang lebih tinggi akan mengurangi pertumbuhan PDB di hampir semua Fitch 20 (perekonomian yang diperkirakan), meskipun dampaknya sebagian besar akan hilang pada tahun 2025,” lapor lembaga itu, mencatat bahwa pertumbuhan di AS, Zona Euro dan Jepang akan turun 0,5 poin persentase pada tahun 2025. 2024.

Diasumsikan juga bahwa dampak terbesar di antara negara-negara emerging market utama akan terjadi di Afrika Selatan dan Turki.

“Rusia, dan pada tingkat lebih rendah Brasil, akan merasakan dampak positif karena peran penting produksi minyak di negara-negara tersebut,” kata laporan tersebut.

Masih menurut Fitch, harga minyak yang lebih tinggi akan menyebabkan tingkat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada tahun 2024, diikuti oleh koreksi pada tahun 2025. Dampak inflasi, katanya, hanya bersifat jangka pendek dan sebagian diimbangi oleh tingkat inflasi yang lebih rendah dari perkiraan pada tahun 2025.

“Guncangan harga minyak terkait konflik Timur Tengah dapat disertai dengan kondisi keuangan yang lebih ketat, kepercayaan bisnis dan konsumen yang lebih rendah, serta koreksi di pasar keuangan,” Fitch menyimpulkan.

Timur Tengah mengalami pergolakan kekerasan baru pada tanggal 7 Oktober, ketika kelompok bersenjata Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Pemboman balasan Israel terhadap Gaza sejauh ini telah menyebabkan lebih dari 10.000 kematian, menurut pihak berwenang Palestina. Ancaman terbesar terhadap perekonomian global datang dari potensi penyebaran konflik ke negara-negara lain di kawasan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya