Berita

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri/Net

Suluh

Wani-wani Angas

SENIN, 13 NOVEMBER 2023 | 23:42 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

PIDATO Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengapresiasi ketegasan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) dalam menghukum Anwar Usman, menyita perhatian publik. Pasalnya, Megawati tidak menyebut nama keluarga Jokowi dalam pidato yang disiarkan pada Minggu (12/11) itu.

Padahal pesan Megawati jelas. Katanya, keputusan MKMK telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi. Keputusan MKMK tersebut menjadi bukti bahwa kekuatan moral politik kebenaran dan politik akal sehat tetap berdiri kokoh, meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.

Tapi tidak sedikitpun disinggung tentang siapa yang membuat demokrasi menjadi gelap. Juga tidak disebut oleh Megawati, siapa yang melakukan rekayasa hukum konstitusi?


Padahal jelas, putusan MKMK itu berkaitan dengan putusan MK yang membuat anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka bisa melaju pada Pilpres 2024. Sebuah dampak keputusan yang tidak diinginkan PDIP karena keluarga Jokowi akhirnya berlabuh ke Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo.

Di dalam pidato itu, Megawati juga mengatakan bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani.

Namun sekali lagi, tidak tegas siapa yang dimaksud penguasa mengabaikan kebenaran hakiki?

Wani Angas


Dalam kiasan Jawa, sikap Megawati yang demikian dianggap sebagai wani-wani angas. Seolah berani memberi kritik pada Jokowi, tapi sebenarnya masih ragu dan cenderung takut.

Jika memang berani, seharusnya Megawati langsung menyebut bahwa Jokowi telah merekayasa hukum konstitusi di MK. Manipulasi dilakukan hanya untuk mengayomi anak dan keluarga semata, bukan seluruh bangsa dan negara Indonesia.

Selanjutnya, Megawati perlu mengumumkan bahwa dirinya gagal mengkader Jokowi sebagai banteng sejati yang taat menegakkan demokrasi. Dan atas dasar itu semua, maka Megawati harus tegas memecat Jokowi sebagai kader. Begitu juga anak dan mantu Jokowi yang sudah dibesarkan PDIP tapi mbalelo di pilpres.

Semua kader banteng lalu diarahkan untuk menjadi oposisi Jokowi di sisa tahun terakhir ini. Yang berada di DPR diperintah kembali keras seperti di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sementara yang berada di kabinet ditarik sebagai bentuk ketegasan sikap.

Dengan begitu marwah Megawati bisa kembali. Semua kader banteng tegak lurus tanpa terkecuali, dan berada dalam tujuan bersama memenangkan Ganjar Pranowo.

Tapi itu tidak, atau barangkali belum, dilakukan Megawati. Entah apa yang masih dihitung oleh Megawati. Yang jelas, Megawati belum memberi perintah tegas untuk para kader PDIP dalam menghadapi keluarga Jokowi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya