Pos Bloc Jakarta, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat/Ist
Denyut dan irama Indie Art Fest 2023 telah terasa di Pos Bloc Jakarta, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Gedung yang pernah menjadi bagian dari bangunan kantor pos bersejarah terasa disulap menjadi bagian kehidupan kaum digital.
Beberapa event telah digelar dalam pembukaan festival itu, dari diskusi bertema 'Seni dan Profesi', musik, pameran seni rupa khususnya mural, hingga pementasan teater. Kali ini "Urban Vibes" menjadi tema yang diusung dalam Indie Art Fest 2023.
Ketua Panitia Indie Art Fest 2023 Silmi Rahmadi mengatakan, tema festival ini memang memberikan ruang gelar dan cipta karya seni pertunjukan di tengah kota Jakarta. Kota sebagai ruang tumbuh, menawarkan dua realitas yaitu kehidupan urban digital dan kenyataan hidup sehari-hari.
“Dari wacana tentang urban ini, juga muncul idiom tentang urban vibes, perasaan seseorang sebagai interaksi dari orang lain, sebuah tempat dan keadaan,” ujar Silmi dalam keterangannya yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/11).
Silmi mengatakan, festival ini membaca peta dan fenomena ekosistem kesenian perkotaan sekaligus menciptakan ruang tumbuh dan berdaya bersama untuk memancing gairah perteateran yang kuat dan mempengaruhi sektor kehidupan perkotaan.
“Festival juga menjadi media yang menawarkan sebuah event kebudayaan yang bergengsi dan dikemas menarik agar menjadi tawaran pasar baru, saatnya seniman memiliki bargaining. Meski akan melakukan banyak kerja sama namun festival ini mandiri,” katanya.
Sementara itu Pengamat Seni Pertunjukan Madin Tyasawan, menilai festival seni ini juga berfokus sebagai fasilitas getar perteateran ruang luar dan ruang dalam. Pendekatan ruang dalam menggunakan venue proscenium di Gedung Kesenian Jakarta yang kehadiran apresiatornya dikondisikan untuk membahagiakan vibe positif.
Ia mengungkapkan, pendekatan terhadap ruang luar adalah pilihan pendekatan dramaturgi yang bersentuhan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat tanpa pengkondisian. vibes positif tercipta dari hasil pembacaan dan serapan seniman atas kondisi dan suasana ruang luar di tempat masing-masing pada lima titik di wilayah DKI Jakarta.
“Seniman dapat menawarkan beragam premis ketika memasuki ruang interaktif dengan masyarakat yang singgah atau lalu-lalang,” katanya.
Madin yang juga didaulat selaku Steering Committee dalam acara tersebut mengatakan bahwa, tema ini dapat dibaca sebagai serapan artistik yang menawarkan premis atas kehidupan manusia urban Jakarta. Keberadaan festival yang dikaitkan dengan tematik kota adalah tawaran menarik.
Untuk tematik ruang luar dan ruang dalam, pelaku teater selain bagian dari urban perkotaan juga bagian dari kaum digital. Bahkan meskipun yang bersangkutan bukan generasi milenial dan generasi Z terhadap kota sebagai wilayah urban. Karya saat ini tentu berbeda dengan pelaku media seni modern dan tradisi, di tengah semua peristiwa yang bergerak dinamis, informasi bergerak secepat kilat, ruang dan waktu yang dilipat sebagaimana viral yang membenturkan ruang nyata dan ruang ilusif.
Semua kondisi dan kegelisahan ini menarik dalam suara tematik Urban Vibes yang diusung oleh festival ini. Semua kreator ini kemudian akan bersaksi terhadap dialog yang mereka lakukan di tengah kota, dalam kesaksian di panggung pertunjukan teater.