Berita

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

PDIP Ditantang Pecat Gibran agar Nama Besar Megawati Tak Diragukan

KAMIS, 09 NOVEMBER 2023 | 12:51 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Status Gibran Rakabuming Raka sebagai kader PDI Perjuangan hingga kini masih menggantung. Padahal dia telah didaftarkan Koalisi Indonesia Maju sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 25 Oktober 2023.

Untuk itu, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Subiran Paridamos, menantang PDIP untuk segera memecat Gibran karena telah berlainan arah politik pada Pilpres 2024.

Pasalnya, sosok yang kerap disapa Biran itu memandang PDIP hanya berani melontarkan wacana pengkhianatan, tanpa memberi tindakan tegas.

"Jika PDIP tidak berani memecat Gibran seperti yang dilakukannya kepada Budiman Sudjatmiko karena mendukung Prabowo, maka PDIP akan dinilai publik tidak tegas pada konstitusi partai," ujar Biran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/11).

Direktur Eksekutif Sentral Politika itu menilai, polemik antara PDIP dengan keluarga Jokowi memang menguat setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengafirmasi pencalonan Gibran lewat putusan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023.

"Publik akan digiring pada sebuah isu, untuk membenarkan bahwa presiden diduga menggunakan kekuasaan dan kewenangannya untuk melakukan cawe-cawe di Pilpres 2024, termasuk meloloskan Gibran melalui putusan MK itu," sambungnya memaparkan.

Memperhatikan wacana yang berkembang di masyarakat seperti itu, Biran meyakini PDIP akan terkena dampak elektoral. Sebab, partai berlambang banteng moncong putih itu akan dituduh sebagai pihak yang membangun wacana cawe-cawe Jokowi dalam memuluskan Gibran melalui putusan MK.

"Nama besar dan ketegasan Ketum PDIP Megawati akan diragukan banyak pihak, jika PDIP takut memecat Gibran karena khawatir Jokowi Effect akan meninggalkan elektoral PDIP," tutur Biran.

"Maka sebenarnya, PDIP telah berkompromi dengan cara berpolitik pragmatis dan oportunistik," tutup penulis buku "Negara Katanya" itu.

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya