Berita

Kilang Tuban Pertamina/Doc Pertamina

Bisnis

Terhambat Sanksi, Pemerintah RI Masih Tunggu Kepastian Investasi Rusia di Kilang Tuban

SENIN, 06 NOVEMBER 2023 | 16:05 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah RI masih menunggu kejelasan investasi perusahaan Rusia mengenai rencana proyek pembangunan New Grass Root Refinery (NGRR) atau Kilang Tuban.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) dari perusahaan Rusia, Rosneft masih sulit dipegang sampai saat ini.

Selaku mitra Pertamina di Kilang Tuban, perusahaan asal Moskow itu dikabarkan terhambat oleh sanksi yang diberikan Eropa atas perang yang terjadi di Ukraina.


"Rosneft, tahu sendiri, sulit. Tapi saya sudah berbicara dengan Dubes Rusia untuk komunikasi dengan Rosneft, masih bisa nggak? kalau nggak kita cari pengganti, gitu," kata Arifin di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Senin (6/11).

Kilang Tuban sendiri diketahui masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibesut pemerintah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto investor Rusia di proyek Kilang NGRR Tuban kesulitan untuk menggelontorkan investasinya karena sanksi internasional. Oleh karena itu saat ini pemerintah berencana mencari investor baru.

Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dengan kepemilikan saham 55 persen, dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft dengan kepemilikan saham 45 persen dalam proyek tersebut.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya