Argentina menggunakan mata uang yuan China sebagai metode pembayaran sebagian utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Total utang Argentina kepada IMF mencapai 1,98 miliar dolar (Rp 30 triliun) dalam bentuk hak penarikan khusus (SDR), atau 2,6 miliar dolar (Rp 40 triliun) pada periode Oktober.
Mengutip
Yahoo Finance, Sabtu (4/11), langkah ini diambil untuk mengatasi masalah kekurangan dolar yang tengah dihadapi oleh Argentina dan untuk menghindari potensi gagal bayar kepada IMF, dengan mengalokasikan mata uang yuan China sebagai opsi pembayarannya.
Keputusan ini terkait dengan pembayaran utang yang jatuh tempo pada Oktober, yang merupakan bagian dari kesepakatan pinjaman senilai 44 miliar dolar yang disetujui pada awal 2022, untuk menggantikan program 2018 yang gagal di bawah pemerintahan sebelumnya.
Pembayaran menggunakan yuan ini bukan pertama kalinya dilakukan Argentina untuk memenuhi kewajiban utang kepada IMF. Negara itu sebelumnya juga pernah menggunakan yuan China pada Juni dan Juli, dengan total sekitar 1,1 miliar dolar dan 1,7 miliar dolar, untuk menutup sebagian pembayaran utang lebih dari 5 miliar dolar kepada IMF.
Selanjutnya, Argentina kembali menggunakan dana IMF untuk membayar kembali sebagian dari utang yang dipinjam dari China.
Dalam situasi cadangan devisa yang terbatas, Argentina, yang memiliki ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin, memilih untuk menggunakan yuan China untuk menghindari tunggakan dana tersebut.
Bank Sentral Argentina sebelumnya telah mengumumkan bahwa China telah menyetujui jalur pertukaran mata uang senilai 6,5 miliar dolar, yang dapat diakses secara bebas, sebagai bagian dari pertukaran keseluruhan senilai hampir 18 miliar dolar.