Berita

Warga Palestina mengungsi setelah serangan udara Israel di Masjid Sousi di Gaza pada 9 Oktober 2023/Net

Dunia

Jadi Korban Paling Menderita, Kehidupan Bayi Baru Lahir di Jalur Gaza bagai 'Menggantung' di Seutas Benang

SABTU, 04 NOVEMBER 2023 | 11:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perempuan, anak-anak, dan bayi baru lahir di Jalur Gaza menjadi korban yang paling menderita dari meningkatnya permusuhan di wilayah Palestina.

Beberapa organisasi PBB dalam pernyataan bersama mengungkapkan, "bahkan, kehidupan bayi baru lahir di Jalur Gaza, seperti 'menggantung pada seutas benang', sementara para perempuan harus melahirkan di jalanan di tengah reruntuhan.

Organisasi-organisasi yang tergambung dalam pernyataan tersebut adalah Dana Anak-anak PBB (Unicef), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (Unrwa), Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


“Kematian ibu diperkirakan akan meningkat mengingat kurangnya akses terhadap perawatan yang memadai,” kata pernyataan itu. Menambahkan bahwa dampak psikologis dari permusuhan juga mempunyai konsekuensi langsung – dan terkadang mematikan – terhadap kesehatan reproduksi, termasuk peningkatan keguguran, bayi lahir mati, dan kelahiran prematur yang disebabkan oleh stres.

Kehidupan bayi baru lahir juga berada di ujung tanduk. Jika rumah sakit kehabisan bahan bakar, kehidupan sekitar 130 bayi prematur yang bergantung pada pelayanan neonatal dan perawatan intensif akan terancam.

“Diperkirakan ada 50.000 perempuan hamil di Gaza, dengan lebih dari 180 melahirkan setiap hari. Lima belas persen dari mereka kemungkinan besar mengalami komplikasi terkait kehamilan atau kelahiran dan memerlukan perawatan medis tambahan,” kata pernyataan itu, yang dikutip dari laman WHO.

Sebanyak 14 rumah sakit dan 45 pusat layanan kesehatan dasar terpaksa harus ditutup. Itu berarti beberapa perempuan harus melahirkan di tempat penampungan, di rumah mereka, di jalan-jalan di tengah reruntuhan, atau di fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan menampung pasien, dengan sanitasi semakin buruk, dan risiko infeksi.

PBB telah berulang kali memperingatkan bahwa fasilitas medis di daerah kantong Palestina beroperasi sesuai kapasitasnya, dan tanpa pasokan bahan bakar, mereka mungkin akan terpaksa berhenti membantu masyarakat Jalur Gaza.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya