Aliansi Mahasiswa Solo Raya Menggugat menggelar aksi di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (3/11)/Ist
Aliansi Mahasiswa Solo Raya Menggugat turun jalan menyuarakan kekecewaan seiring desas desus politik dinasti yang dibangun Presiden Joko Widodo.
Aksi digelar di Bundaran Gladag, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (3/11).
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (BEM UNS) Helmy Asidiqi mengatakan, selain soal politik dinasti, mereka juga memberikan catatan merah pada kinerja pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kami menyuarakan bersama-sama terkait penolakan akan politik dinasti, sekaligus kinerja presiden Jokowi yang kami nilai gagal dalam menjalankan perannya sebagai kepala negara," katanya.
Menurutnya, Jokowi baik dan bagus sebagai kepala keluarga, tetapi buruk sebagai kepala negara. Jokowi mampu mengantarkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi Wali Kota Solo dan kini sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Kemudian, mantunya, Bobby Nasution, untuk menjadi Wali Kota Medan, lalu mengantarkan anaknya, Kaesang Pangarep, untuk menjadi ketua umum PSI.
"Maka, Kami nilai Jokowi jadi kepala keluarga yang baik. Akan tetapi, Jokowi telah menjadi kepala negara yang buruk," tuturnya.
Dia menegaskan, kekuasaan yang dijalankan Presiden Jokowi jangan sampai disalahgunakan.
"Jangan gunakan hukum untuk memperawet kekuasaan. Dan jangan gunakan kekuasaan untuk mengutak-atik hukum," pungkasnya.