Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat Opening Ceremony Konstruksi Indonesia 2023 di Jakarta/Ist
Pembangunan infrastruktur yang masif dan merata menjadi salah satu modal utama Indonesia untuk keluar dari middle income trap, sekaligus memberikan multiplier effect dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, telah ditetapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp422,7 triliun untuk mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan.
Pembangunan infrastruktur dalam pelaksanaannya harus berkelanjutan dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam (SDA), kerentanan bencana, dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, pembangunan infrastruktur berkelanjutan tidak hanya diwujudkan dengan penerapan teknologi ramah lingkungan, melainkan juga efisiensi penggunaan sumber daya, penciptaan inovasi, dan pelibatan masyarakat setempat dalam berbagai proses konstruksi.
"Kondisi tersebut menuntut adanya transformasi proses konstruksi tradisional menjadi proses modern dengan sentuhan teknologi digital pada setiap bagian proses konstruksi,” kata Airlangga saat
Opening Ceremony Konstruksi Indonesia 2023 di JIExpo, Jakarta, Rabu (1/11).
Dibandingkan sektor perbankan dan sektor lain, konstruksi merupakan salah satu sektor yang belum banyak mengadopsi teknologi digital. Industri konstruksi dalam sepuluh tahun terakhir masih sangat bergantung pada model bisnis yang lama atau berusia puluhan tahun.
“Sehingga, kita harus mulai mengadopsi dan membiasakan digitalisasi pada perencanaan, pengelolaan, dan pelaksanaan, serta pengambilan keputusan yang lebih berbasis data,” lanjut Ketua Umum Partai Golkar ini.
Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan berbasis transformasi digital, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi, di antaranya pola pikir kolaboratif, visi dan misi kepemimpinan dalam bidang digital, kebijakan yang mudah diimplementasikan, serta SDM andal.
Indonesia sendiri memiliki jumlah SDM yang besar dan sedang masuk dalam periode bonus demografi. Kesempatan yang hanya datang sekali dalam peradaban sebuah bangsa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan menyiapkan generasi muda yang memiliki keahlian tinggi agar bisa memenuhi kebutuhan di sektor konstruksi yang berbasis digital dan berkelanjutan.
“Indonesia terus membangun dengan menyiapkan standar tinggi,” tutup Airlangga.