Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Harga Kedelai Kian Tinggi, Produsen Tahu dan Tempe Terancam

RABU, 01 NOVEMBER 2023 | 10:58 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Produsen tempe dan tahu dirundung resah karena kenaikan harga kedelai yang signifikan. Dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) harga kedelai impor menjadi tinggi.

Saat ini, 90 persen kebutuhan kacang kedelai dalam negeri mengandalkan kedelai impor.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin, mengatakan kenaikan harga kedelai yang dimulai sejak September 2023 menjadi keprihatinan produsen tahu dan tempe.

Kenaikan bahkan mencapai 40 persen, menurutnya. Dari harga Rp 9.000 terus melambung sampai saat ini mencapai Rp 13.500

"Tren (kenaikan) ini diperkirakan sampai Desember masih akan terus naik,” kata Aip, seperti dikutip dari siaran RRI Pro 2, Selasa (31/20).

Produsen terpaksa menyiasati dengan mengecilkan ukuran tahu dan tempe serta mengurangi jumlah produksi. Bahkan, beberapa produsen memilih sementara menghentikan produksinya.

Menurutnya, untuk mengatasi masalah ini, Gakoptindo tengah berupaya agar kacang kedelai bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Pemerintah wajib membantu pangan strategis di mana di dalamnya termasuk kedelai.

Meski demikian, menurutnya, pemberian subsidi itu juga tidak lantas menyelesaikan masalah kedelai ini.

"Karena memang kedelai yang naik harganya adalah kedelai impor," ujarnya.

Mengapa kedelai harus impor bahkan sekitar 90 persen? Aip menjelaskan bahwa kedelai impor kebanyakan diproduksi dari rekayasa genetik genetically modified organism (GMO) sehingga dalam 1 hektar produksinya bisa mencapai 4 ton.

"Berbeda dengan kedelai lokal yang produksinya dilakukan secara alami, yang hasilnya tidak sebanyak kedelai impor. Hasilnya hanya 1 hingga 2 ton dari tanah 1 hektar," ujarnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya