Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

China Ketar Ketir, Vietnam Bakal Buka Kembali Tambang Rare Earth atas Sokongan AS

SABTU, 28 OKTOBER 2023 | 08:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Rencana Vietnam untuk kembali membuka tambang rare earth (logam tanah jarang) terbesarnya tahun depan, telah membuat China gelisah.

Pemerintah Vietnam mengumumkan akan memulai proyek tambang mereka dengan dukungan Amerika Serikat.

Mengutip Geo Politica pada Sabtu (28/10), keputusan tersebut diambil Vietnam setelah Presiden AS, Joe Biden, melakukan kunjungan ke Hanoi. Biden menandatangani perjanjian yang berisi komitmen untuk membantu Vietnam meningkatkan investor di bidang energi untuk cadangan mineral langka yang dimiliki negara itu.

Sebagai langkah pertama, Vietnam akan meluncurkan tender untuk beberapa blok tambang Dong Pao sebelum akhir tahun ini.  

Menurut Ketua Vietnam Rare Earth JSC (VTRE), Luu Anh Tuan, waktu lelang dapat berubah. Namun, pemerintah tetap berniat untuk memulai kembali penambangan pada tahun depan.

"Produksi di Dong Pao diperkirakan akan dimulai pada tahun 2024," ujarnya.

Data Survei Geologi AS (USGS) menyebutkan bahwa Vietnam mempunyai volume deposit rare earth terbesar kedua di dunia, melebihi 22 juta ton.

Produksi Vietnam melonjak dari 400 ton pada tahun 2021 menjadi 4.300 ton pada tahun 2022, dengan peringkat produksinya naik dari peringkat 10 menjadi keenam.

Peneliti Project Blue, David Merriman menilai pembukaan kembali Dong Pao telah memberikan secercah harapan bagi banyak negara yang khawatir terjadi gangguan pasokan akibat cengkraman kuat China pada mineral strategisnya dan persaingan dengan Barat.

"Ini akan membuat China tertinggal karena AS dan Vietnam bekerjasama mengekang dominasi China. Tetapi ini juga dapat membuat jarak yang lebar antara Beijing dan Hanoi," jelasnya.

Kendati demikian, menurut Global Times, dukungan AS untuk tambang rare earth tidak akan menimbulkan perpecahan di antara China dan Vietnam.

Kedua negara bertetangga itu justru berpotensi menjalin kerjasama signifikan dalam rantai pasok industri.

Sementara AS memiliki motif tersendiri untuk berinvestasi di tambang Vietnam. Disebutkan bahwa Washington saat ini kekurangan pasokan mineral rare earth global sehingga berusaha menjadikan Hanoi untuk merekonstruksi rantai pasoknya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya