Rencana Vietnam untuk kembali membuka tambang rare earth (logam tanah jarang) terbesarnya tahun depan, telah membuat China gelisah.
Pemerintah Vietnam mengumumkan akan memulai proyek tambang mereka dengan dukungan Amerika Serikat.
Mengutip
Geo Politica pada Sabtu (28/10), keputusan tersebut diambil Vietnam setelah Presiden AS, Joe Biden, melakukan kunjungan ke Hanoi. Biden menandatangani perjanjian yang berisi komitmen untuk membantu Vietnam meningkatkan investor di bidang energi untuk cadangan mineral langka yang dimiliki negara itu.
Sebagai langkah pertama, Vietnam akan meluncurkan tender untuk beberapa blok tambang Dong Pao sebelum akhir tahun ini.
Menurut Ketua Vietnam Rare Earth JSC (VTRE), Luu Anh Tuan, waktu lelang dapat berubah. Namun, pemerintah tetap berniat untuk memulai kembali penambangan pada tahun depan.
"Produksi di Dong Pao diperkirakan akan dimulai pada tahun 2024," ujarnya.
Data Survei Geologi AS (USGS) menyebutkan bahwa Vietnam mempunyai volume deposit rare earth terbesar kedua di dunia, melebihi 22 juta ton.
Produksi Vietnam melonjak dari 400 ton pada tahun 2021 menjadi 4.300 ton pada tahun 2022, dengan peringkat produksinya naik dari peringkat 10 menjadi keenam.
Peneliti Project Blue, David Merriman menilai pembukaan kembali Dong Pao telah memberikan secercah harapan bagi banyak negara yang khawatir terjadi gangguan pasokan akibat cengkraman kuat China pada mineral strategisnya dan persaingan dengan Barat.
"Ini akan membuat China tertinggal karena AS dan Vietnam bekerjasama mengekang dominasi China. Tetapi ini juga dapat membuat jarak yang lebar antara Beijing dan Hanoi," jelasnya.
Kendati demikian, menurut Global Times, dukungan AS untuk tambang rare earth tidak akan menimbulkan perpecahan di antara China dan Vietnam.
Kedua negara bertetangga itu justru berpotensi menjalin kerjasama signifikan dalam rantai pasok industri.
Sementara AS memiliki motif tersendiri untuk berinvestasi di tambang Vietnam. Disebutkan bahwa Washington saat ini kekurangan pasokan mineral rare earth global sehingga berusaha menjadikan Hanoi untuk merekonstruksi rantai pasoknya.