PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG/Net
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG terus berinovasi dalam mengembangkan ekosistem hijau dari hulu ke hilir sebagai bentuk komitmennya untuk mengurangi emisi karbon.
Bahan konstruksi yang rendah emisi sangat dibutuhkan di tengah tantangan perubahan iklim yang begitu massif. Hal itu yang coba diwujudkan oleh SMGR lewat proyek semen ramah lingkungan yang digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Direktur Bisnis dan Pemasaran Semen Indonesia (SMGR) Subhan mengatakan, penggunaan tenaga yang ramah lingkungan akan terus dilakukan, sejalan dengan tujuan pemerintah menjadi negara dengan net zero emission pada 2060.
Ia menambahkan kualitas semen yang menjadi produk dari perseroan juga tidak kalah bagusnya dengan produk pada umumnya.
"Produk ini akan menjadi pilot project yang akan digunakan di IKN dan langkah jauhnya produk ini juga akan dipasarkan pada pasar umum. Emisi semen dari kami nantinya akan lebih rendah hingga lebih dari 20 persen,” katanya dalam BNI Investor Daily Summit, Rabu (25/10).
IKN sangat potensial bagi perseroan dari segi pengembangan produk, lantaran demand yang cukup besar, menurut Subhan. Berdasarkan data, potensi demand semen dari 2021-2045 sekitar 21,5 juta ton.
Semen Indonesia menguasai 80 persen pasokan semen di proyek IKN, dengan permintaan yang terus bertambah. Sejak bulan Agustus 2023, permintaan semen IKN yang masuk ke perseroan mencapai 50 ribu ton per bulan, atau naik lebih dari dua kali lipat dibanding semester I-2023 yang sebanyak 20 ribu ton per bulan.
Semen Indonesia merupakan produsen bahan bangunan terbesar di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara dengan total kapasitas produksi 52,6 juta ton semen per tahun.