Berita

Aktivis Jammu dan Kashmir (J&K), Ashwani Kumar Charangoo, dalam seminar internasional "Remembering Kashmir Carnage of October 1947" di FISIP UMJ, Selasa, 24 Oktober 2023/Repro

Dunia

Diam-diam Pakistan Punya Agenda Politik di Pembantaian Kashmir 1947

SELASA, 24 OKTOBER 2023 | 20:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pakistan diduga memiliki agenda politik yang dituju selama tragedi pembantaian di Kashmir pada Oktober 1947.

Menurut aktivis Jammu dan Kashmir (J&K), Ashwani Kumar Charangoo, sebelum peristiwa berdarah tersebut, Pakistan memang telah mempersiapkan invasi ke Kashmir dan ingin berperang dengan India.

"Mereka telah mempersiapkan hal ini bahkan pada bulan Agustus (1943), kemudian menciptakan pemberontakan di daerah-daerah miskin, distrik-distrik miskin Kashmir," ujarnya dalam seminar internasional "Remembering Kashmir Carnage of October 1947" yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Selasa (24/10).


Kemudian 22 Oktober 1947, 20.000 milisi suku Pashtun didampingi oleh Angkatan Darat Pakistan, melancarkan "Operasi Gulmarg" untuk menduduki sebagian besar J&K.

"Mereka (militan) jelas-jelas diberi arahan oleh tentara Pakistan yang diam-diam menjarah dan mengambil tanah di Jammu dan Kashmir," tegasnya.

Kendati demikian, dibalik keterlibatan militer, menurut Charangoo pembantaian itu juga memiliki maksud politik di dalamnya.

"Yang sebenarnya terjadi bukan hanya militer yang datang dan ingin merampas tanah tersebut. Itu jelas merupakan agenda politik Pakistan yang terkenal," kata Charangoo.

Atas serangan itu, India kehilangan kekuasaannya atas wilayah Gilgit dan Baltistan.

"Kami kehilangan wilayah berbahasa Punjabi yang dikenal sebagai daerah miskin dan sebagian besar penghasil karet," tegas Charangoo.

Dia menggambarkan tragedi pembantaian Kashmir 1947 sangat menakutkan. Ribuan umat Hindu dan Sikh dibantai, perempuan diperiksa dan anak-anak dibawa ke tempat lain untuk diperbudak.

"Itu adalah kebenaran sejarah. Kami mencoba untuk melupakan kepedihan sejarah di balik wajah tersenyum kami," tambahnya.

Masyarakat Kashmir menyebut tanggal 22 Oktober 1947 sebagai "Hari Hitam" dalam sejarah mereka. Konflik itu merenggut lebih dari 35.000 nyawa dan ribuan warga Kashmir diculik serta dijual sebagai budak di Pakistan.

Insiden pembantaian mengerikan lainnya terjadi pada tanggal 2 November 1947 di Mirpur. Mereka membunuh sekitar 25.000 umat Hindu dan Sikh dan membuang mayat-mayat tersebut ke Sungai Zheelum.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya