Berita

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan/Net

Politik

Terapkan Suku Bunga Tinggi untuk Jaga Rupiah, Anthony Budiawan: BI Sepertinya Sudah Menyerah

SELASA, 24 OKTOBER 2023 | 00:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Masalah kurs rupiah yang terjadi saat ini ternyata jauh lebih serius dari yang diperkirakan. Terlebih Bank Indonesia sepertinya sudah menyerah untuk bisa menghadapi tekanan yang dialami rupiah.

Demikian disampaikan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, merespons pernyataan Bank Indonesia (BI) bahwa Indonesia akan masuk ke rezim suku bunga tinggi untuk jangka waktu panjang untuk menjaga kurs rupiah tidak anjlok terlalu dalam.

"Rusia, Ukraina, Timur Tengah, menjadi kambing hitam. Sangat lucu. Karena mata uang Vietnam dan Thailand, misalnya, baik-baik saja. Apalagi mata uang Singapura, sangat baik," ucap Anthony Budiawan, Senin (23/10).


"Tapi, apapun alasannya tidak penting. Faktanya, kurs rupiah sedang tidak baik, terpuruk, dan tampaknya sangat serius," sambungnya.

Dituturkan Anthony, Bank Indonesia mengakui bahwa selama ini mereka menjaga kurs rupiah dengan intervensi pasar. Tetapi upaya ini rupanya tidak berhasil. Sebab, kurs rupiah masih saja merosot.

Upaya menaikkan suku bunga acuan beberapa hari lalu menjadi 6 persen pun tidak efektif.

"Kondisi ini membuat Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Menteri Keuangan harus menghadap Presiden Jokowi pada hari ini (Senin, 23/10). Tentu saja, bukan untuk hal biasa-biasa saja. Pasti ada masalah sangat serius, kurs rupiah sedang menghadapi tekanan serius," jelasnya.

Menurut Anthony, Bank Indonesia tampaknya sudah menyerah, sehingga masuk rezim suku bunga tinggi. Bahkan hal tersebut akan terjadi untuk jangka waktu lama.

Dipaparkan Anthony, hal ini akan membuat ekonomi makin tertekan. Pun dengan harga pangan, BBM, dan tarif listrik akan terkerek naik. Inflasi meningkat. Dan jumlah rakyat miskin juga akan meningkat.

"Sedangkan orang kaya akan semakin kaya. Mendapat ‘durian runtuh’ kenaikan kurs dolar AS. Semoga masyarakat siap mengatasi kesulitan ini. Siap menjadi semakin miskin. Apakah siap?" tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya